1. air selalu mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang rendah. sifat air yang selalu mengalir ke tempat rendah analog dengan sifat rendah hati pada manusia.
Air selalu ingin berguna bagi makhluk hidup yang ada di bawahnya. Ibarat pemimpin, air adalah pemimpin yang melayani. Jika ia berada di posisi teratas, maka ia akan menjadi pelayan bagi orang-orang yang membutuhkan di bawahnya. Apalagi air identik dengan sumber kehidupan. Maka tidak salah jika sifat pertama ini di analogikan dengan pemimpin yang melayani. Pemimpin yang melayani adalah sumber kesejahteraan bagi masyarakat yang ia pimpin.
2. air selalu mengisi ruang-ruang yang kosong. Cobalah Anda buat sebuah kotak kedap air yang bersekat tapi memiliki celah. Kemudian isi kotak tersebut dengan air. Air pasti akan berusaha memenuhi kotak tersebut dengan wujudnya. Perlahan tapi pasti, melalui celah antar sekat, air akan mengisi kotak tersebut hingga penuh.
Manusia yang baik adalah manusia yang berusaha mengisi kekosongan hati dari manusia lainnya. Dengan meniru sifat air, kita seharusnya bisa menjadi penolong bagi manusia lainnya yang sedang bermasalah atau kekurangan. Tentu, jika sifat air yang kedua ini benar-benar kita teladani, kita selalu memiliki waktu untuk melengkapi kehidupan manusia lainnya. Artinya, kita menjadi manusia yang senang menolong dan suka berbagi. Karena sebenarnya, batin kita terisi setelah memenuhi kekurangan dari saudara kita.
3. air selalu mengalir ke muara. Tak peduli seberapa jauh jaraknya dari muara, air pasti akan tiba di sana. Dengan kita meniru air yang mengalir, kita seharusnya punya visi kehidupan. Hal utama yang patut diteladani dari perjalanan air menuju muara adalah sikapnya yang konsisten. Bayangkan, ada berapa banyak hambatan yang dilalui oleh air gunung untuk mencapai muara? Mungkin ia akan singgah di sungai, tertahan karena batu, kemudian bisa saja masuk ke selokan. Tapi toh akhirnya ia tetap mengalir dan tiba di muaranya. Waktu tempuh air untuk sampai ke muara sangat bervariasi. Ada yang hanya beberapa hari, tapi ada juga yang beberapa minggu. Patut diingat, hal terpenting bukanlah waktu tempuh yang akan dilalui, tapi seberapa besar keyakinan untuk menuju muara atau visi atau impian yang akan kita gapai.
itulah 3 filosofi air yang telah dijelaskan, jika anda mempunyai filosofi air yang lain silahkan ditambahkan ya :)
sumber : http://www.kompasiana.com/yudikurniawan/tiga-filosofi-air-karena-air-tahu-kemana-ia-bermuara_55197177a333112618b65966
Pertama, air selalu
mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Kalau saya tidak
salah ingat, dahulu saya mendapatkan pelajaran mengenai sifat-sifat air
ketika duduk di bangku kelas 3 sekolah dasar. Salah satu sifat tersebut
adalah perilaku air yang selalu mengalir dari tempat tinggi ke tempat
rendah. Kecuali di zaman modern ketika mesin pompa sudah ditemukan, pada
zaman dahulu tentu amat susah untuk menaikkan air dari tanah ke
permukaan yang lebih tinggi.
Saya yakin, Tuhan menciptakan air agar manusia bisa mengambil pelajaran
darinya. Menurut saya, sifat air yang selalu mengalir ke tempat rendah
analog dengan sikap rendah hati pada manusia. Air selalu ingin berguna
bagi makhluk hidup yang ada di bawahnya. Ibarat pemimpin, air adalah
pemimpin yang melayani. Jika ia berada di posisi teratas, maka ia akan
menjadi pelayan bagi orang-orang yang membutuhkan di bawahnya. Apalagi
air identik dengan sumber kehidupan. Maka tidak salah jika sifat pertama
ini saya analogikan dengan pemimpin yang melayani. Pemimpin yang
melayani adalah sumber kesejahteraan bagi
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/yudikurniawan/tiga-filosofi-air-karena-air-tahu-kemana-ia-bermuara_55197177a333112618b65966vv
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/yudikurniawan/tiga-filosofi-air-karena-air-tahu-kemana-ia-bermuara_55197177a333112618b65966vv
Pertama, air selalu
mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Kalau saya tidak
salah ingat, dahulu saya mendapatkan pelajaran mengenai sifat-sifat air
ketika duduk di bangku kelas 3 sekolah dasar. Salah satu sifat tersebut
adalah perilaku air yang selalu mengalir dari tempat tinggi ke tempat
rendah. Kecuali di zaman modern ketika mesin pompa sudah ditemukan, pada
zaman dahulu tentu amat susah untuk menaikkan air dari tanah ke
permukaan yang lebih tinggi.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/yudikurniawan/tiga-filosofi-air-karena-air-tahu-kemana-ia-bermuara_55197177a333112618b65966
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/yudikurniawan/tiga-filosofi-air-karena-air-tahu-kemana-ia-bermuara_55197177a333112618b65966
Pertama, air selalu
mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Kalau saya tidak
salah ingat, dahulu saya mendapatkan pelajaran mengenai sifat-sifat air
ketika duduk di bangku kelas 3 sekolah dasar. Salah satu sifat tersebut
adalah perilaku air yang selalu mengalir dari tempat tinggi ke tempat
rendah. Kecuali di zaman modern ketika mesin pompa sudah ditemukan, pada
zaman dahulu tentu amat susah untuk menaikkan air dari tanah ke
permukaan yang lebih tinggi.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/yudikurniawan/tiga-filosofi-air-karena-air-tahu-kemana-ia-bermuara_55197177a333112618b65966
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/yudikurniawan/tiga-filosofi-air-karena-air-tahu-kemana-ia-bermuara_55197177a333112618b65966
Pertama, air selalu
mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Kalau saya tidak
salah ingat, dahulu saya mendapatkan pelajaran mengenai sifat-sifat air
ketika duduk di bangku kelas 3 sekolah dasar. Salah satu sifat tersebut
adalah perilaku air yang selalu mengalir dari tempat tinggi ke tempat
rendah. Kecuali di zaman modern ketika mesin pompa sudah ditemukan, pada
zaman dahulu tentu amat susah untuk menaikkan air dari tanah ke
permukaan yang lebih tinggi.
Saya yakin, Tuhan menciptakan air agar manusia bisa mengambil pelajaran
darinya. Menurut saya, sifat air yang selalu mengalir ke tempat rendah
analog dengan sikap rendah hati pada manusia. Air selalu ingin berguna
bagi makhluk hidup yang ada di bawahnya. Ibarat pemimpin, air adalah
pemimpin yang melayani. Jika ia berada di posisi teratas, maka ia akan
menjadi pelayan bagi orang-orang yang membutuhkan di bawahnya. Apalagi
air identik dengan sumber kehidupan. Maka tidak salah jika sifat pertama
ini saya analogikan dengan pemimpin yang melayani. Pemimpin yang
melayani adalah sumber kesejahteraan bagi masyarakat yang ia pimpin.
Kedua, air selalu mengisi ruang-ruang yang kosong. Cobalah Anda buat
sebuah kotak kedap air yang bersekat tapi memiliki celah. Kemudian isi
kotak tersebut dengan air. Air pasti akan berusaha memenuhi kotak
tersebut dengan wujudnya. Perlahan tapi pasti, melalui celah antar
sekat, air akan mengisi kotak tersebut hingga penuh.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/yudikurniawan/tiga-filosofi-air-karena-air-tahu-kemana-ia-bermuara_55197177a333112618b65966
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/yudikurniawan/tiga-filosofi-air-karena-air-tahu-kemana-ia-bermuara_55197177a333112618b65966
Pertama, air selalu
mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Kalau saya tidak
salah ingat, dahulu saya mendapatkan pelajaran mengenai sifat-sifat air
ketika duduk di bangku kelas 3 sekolah dasar. Salah satu sifat tersebut
adalah perilaku air yang selalu mengalir dari tempat tinggi ke tempat
rendah. Kecuali di zaman modern ketika mesin pompa sudah ditemukan, pada
zaman dahulu tentu amat susah untuk menaikkan air dari tanah ke
permukaan yang lebih tinggi.
Saya yakin, Tuhan menciptakan air agar manusia bisa mengambil pelajaran
darinya. Menurut saya, sifat air yang selalu mengalir ke tempat rendah
analog dengan sikap rendah hati pada manusia. Air selalu ingin berguna
bagi makhluk hidup yang ada di bawahnya. Ibarat pemimpin, air adalah
pemimpin yang melayani. Jika ia berada di posisi teratas, maka ia akan
menjadi pelayan bagi orang-orang yang membutuhkan di bawahnya. Apalagi
air identik dengan sumber kehidupan. Maka tidak salah jika sifat pertama
ini saya analogikan dengan pemimpin yang melayani. Pemimpin yang
melayani adalah sumber kesejahteraan bagi masyarakat yang ia pimpin.
Kedua, air selalu mengisi ruang-ruang yang kosong. Cobalah Anda buat
sebuah kotak kedap air yang bersekat tapi memiliki celah. Kemudian isi
kotak tersebut dengan air. Air pasti akan berusaha memenuhi kotak
tersebut dengan wujudnya. Perlahan tapi pasti, melalui celah antar
sekat, air akan mengisi kotak tersebut hingga penuh.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/yudikurniawan/tiga-filosofi-air-karena-air-tahu-kemana-ia-bermuara_55197177a333112618b65966
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/yudikurniawan/tiga-filosofi-air-karena-air-tahu-kemana-ia-bermuara_55197177a333112618b65966
Pertama, air selalu
mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Kalau saya tidak
salah ingat, dahulu saya mendapatkan pelajaran mengenai sifat-sifat air
ketika duduk di bangku kelas 3 sekolah dasar. Salah satu sifat tersebut
adalah perilaku air yang selalu mengalir dari tempat tinggi ke tempat
rendah. Kecuali di zaman modern ketika mesin pompa sudah ditemukan, pada
zaman dahulu tentu amat susah untuk menaikkan air dari tanah ke
permukaan yang lebih tinggi.
Saya yakin, Tuhan menciptakan air agar manusia bisa mengambil pelajaran
darinya. Menurut saya, sifat air yang selalu mengalir ke tempat rendah
analog dengan sikap rendah hati pada manusia. Air selalu ingin berguna
bagi makhluk hidup yang ada di bawahnya. Ibarat pemimpin, air adalah
pemimpin yang melayani. Jika ia berada di posisi teratas, maka ia akan
menjadi pelayan bagi orang-orang yang membutuhkan di bawahnya. Apalagi
air identik dengan sumber kehidupan. Maka tidak salah jika sifat pertama
ini saya analogikan dengan pemimpin yang melayani. Pemimpin yang
melayani adalah sumber kesejahteraan bagi masyarakat yang ia pimpin.
Kedua, air selalu mengisi ruang-ruang yang kosong. Cobalah Anda buat
sebuah kotak kedap air yang bersekat tapi memiliki celah. Kemudian isi
kotak tersebut dengan air. Air pasti akan berusaha memenuhi kotak
tersebut dengan wujudnya. Perlahan tapi pasti, melalui celah antar
sekat, air akan mengisi kotak tersebut hingga penuh.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/yudikurniawan/tiga-filosofi-air-karena-air-tahu-kemana-ia-bermuara_55197177a333112618b65966
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/yudikurniawan/tiga-filosofi-air-karena-air-tahu-kemana-ia-bermuara_55197177a333112618b65966
Pertama, air selalu
mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Kalau saya tidak
salah ingat, dahulu saya mendapatkan pelajaran mengenai sifat-sifat air
ketika duduk di bangku kelas 3 sekolah dasar. Salah satu sifat tersebut
adalah perilaku air yang selalu mengalir dari tempat tinggi ke tempat
rendah. Kecuali di zaman modern ketika mesin pompa sudah ditemukan, pada
zaman dahulu tentu amat susah untuk menaikkan air dari tanah ke
permukaan yang lebih tinggi.
Saya yakin, Tuhan menciptakan air agar manusia bisa mengambil pelajaran
darinya. Menurut saya, sifat air yang selalu mengalir ke tempat rendah
analog dengan sikap rendah hati pada manusia. Air selalu ingin berguna
bagi makhluk hidup yang ada di bawahnya. Ibarat pemimpin, air adalah
pemimpin yang melayani. Jika ia berada di posisi teratas, maka ia akan
menjadi pelayan bagi orang-orang yang membutuhkan di bawahnya. Apalagi
air identik dengan sumber kehidupan. Maka tidak salah jika sifat pertama
ini saya analogikan dengan pemimpin yang melayani. Pemimpin yang
melayani adalah sumber kesejahteraan bagi masyarakat yang ia pimpin.
Kedua, air selalu mengisi ruang-ruang yang kosong. Cobalah Anda buat
sebuah kotak kedap air yang bersekat tapi memiliki celah. Kemudian isi
kotak tersebut dengan air. Air pasti akan berusaha memenuhi kotak
tersebut dengan wujudnya. Perlahan tapi pasti, melalui celah antar
sekat, air akan mengisi kotak tersebut hingga penuh.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/yudikurniawan/tiga-filosofi-air-karena-air-tahu-kemana-ia-bermuara_55197177a333112618b65966
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/yudikurniawan/tiga-filosofi-air-karena-air-tahu-kemana-ia-bermuara_55197177a333112618b65966
Pertama, air selalu
mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Kalau saya tidak
salah ingat, dahulu saya mendapatkan pelajaran mengenai sifat-sifat air
ketika duduk di bangku kelas 3 sekolah dasar. Salah satu sifat tersebut
adalah perilaku air yang selalu mengalir dari tempat tinggi ke tempat
rendah. Kecuali di zaman modern ketika mesin pompa sudah ditemukan, pada
zaman dahulu tentu amat susah untuk menaikkan air dari tanah ke
permukaan yang lebih tinggi.
Saya yakin, Tuhan menciptakan air agar manusia bisa mengambil pelajaran
darinya. Menurut saya, sifat air yang selalu mengalir ke tempat rendah
analog dengan sikap rendah hati pada manusia. Air selalu ingin berguna
bagi makhluk hidup yang ada di bawahnya. Ibarat pemimpin, air adalah
pemimpin yang melayani. Jika ia berada di posisi teratas, maka ia akan
menjadi pelayan bagi orang-orang yang membutuhkan di bawahnya. Apalagi
air identik dengan sumber kehidupan. Maka tidak salah jika sifat pertama
ini saya analogikan dengan pemimpin yang melayani. Pemimpin yang
melayani adalah sumber kesejahteraan bagi masyarakat yang ia pimpin.
Kedua, air selalu mengisi ruang-ruang yang kosong. Cobalah Anda buat
sebuah kotak kedap air yang bersekat tapi memiliki celah. Kemudian isi
kotak tersebut dengan air. Air pasti akan berusaha memenuhi kotak
tersebut dengan wujudnya. Perlahan tapi pasti, melalui celah antar
sekat, air akan mengisi kotak tersebut hingga penuh.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/yudikurniawan/tiga-filosofi-air-karena-air-tahu-kemana-ia-bermuara_55197177a333112618b65966
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/yudikurniawan/tiga-filosofi-air-karena-air-tahu-kemana-ia-bermuara_55197177a333112618b65966
air selalu mengalir
dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Kalau saya tidak salah
ingat, dahulu saya mendapatkan pelajaran mengenai sifat-sifat air ketika
duduk di bangku kelas 3 sekolah dasar. Salah satu sifat tersebut adalah
perilaku air yang selalu mengalir dari tempat tinggi ke tempat rendah.
Kecuali di zaman modern ketika mesin pompa sudah ditemukan, pada zaman
dahulu tentu amat susah untuk menaikkan air dari tanah ke permukaan yang
lebih tinggi.
Saya yakin, Tuhan menciptakan air agar manusia bisa mengambil pelajaran
darinya. Menurut saya, sifat air yang selalu mengalir ke tempat rendah
analog dengan sikap rendah hati pada manusia. Air selalu ingin berguna
bagi makhluk hidup yang ada di bawahnya. Ibarat pemimpin, air adalah
pemimpin yang melayani. Jika ia berada di posisi teratas, maka ia akan
menjadi pelayan bagi orang-orang yang membutuhkan di bawahnya. Apalagi
air identik dengan sumber kehidupan. Maka tidak salah jika sifat pertama
ini saya analogikan dengan pemimpin yang melayani. Pemimpin yang
melayani adalah sumber kesejahteraan bagi masyarakat yang ia pimpin.
Kedua, air selalu mengisi ruang-ruang yang kosong. Cobalah Anda buat
sebuah kotak kedap air yang bersekat tapi memiliki celah. Kemudian isi
kotak tersebut dengan air. Air pasti akan berusaha memenuhi kotak
tersebut dengan wujudnya. Perlahan tapi pasti, melalui celah antar
sekat, air akan mengisi kotak tersebut hingga penuh.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/yudikurniawan/tiga-filosofi-air-karena-air-tahu-kemana-ia-bermuara_55197177a333112618b65966
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/yudikurniawan/tiga-filosofi-air-karena-air-tahu-kemana-ia-bermuara_55197177a333112618b65966
air selalu mengalir
dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Kalau saya tidak salah
ingat, dahulu saya mendapatkan pelajaran mengenai sifat-sifat air ketika
duduk di bangku kelas 3 sekolah dasar. Salah satu sifat tersebut adalah
perilaku air yang selalu mengalir dari tempat tinggi ke tempat rendah.
Kecuali di zaman modern ketika mesin pompa sudah ditemukan, pada zaman
dahulu tentu amat susah untuk menaikkan air dari tanah ke permukaan yang
lebih tinggi.
Saya yakin, Tuhan menciptakan air agar manusia bisa mengambil pelajaran
darinya. Menurut saya, sifat air yang selalu mengalir ke tempat rendah
analog dengan sikap rendah hati pada manusia. Air selalu ingin berguna
bagi makhluk hidup yang ada di bawahnya. Ibarat pemimpin, air adalah
pemimpin yang melayani. Jika ia berada di posisi teratas, maka ia akan
menjadi pelayan bagi orang-orang yang membutuhkan di bawahnya. Apalagi
air identik dengan sumber kehidupan. Maka tidak salah jika sifat pertama
ini saya analogikan dengan pemimpin yang melayani. Pemimpin yang
melayani adalah sumber kesejahteraan bagi masyarakat yang ia pimpin.
Kedua, air selalu mengisi ruang-ruang yang kosong. Cobalah Anda buat
sebuah kotak kedap air yang bersekat tapi memiliki celah. Kemudian isi
kotak tersebut dengan air. Air pasti akan berusaha memenuhi kotak
tersebut dengan wujudnya. Perlahan tapi pasti, melalui celah antar
sekat, air akan mengisi kotak tersebut hingga penuh.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/yudikurniawan/tiga-filosofi-air-karena-air-tahu-kemana-ia-bermuara_55197177a333112618b65966
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/yudikurniawan/tiga-filosofi-air-karena-air-tahu-kemana-ia-bermuara_55197177a333112618b65966
air selalu mengalir
dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Kalau saya tidak salah
ingat, dahulu saya mendapatkan pelajaran mengenai sifat-sifat air ketika
duduk di bangku kelas 3 sekolah dasar. Salah satu sifat tersebut adalah
perilaku air yang selalu mengalir dari tempat tinggi ke tempat rendah.
Kecuali di zaman modern ketika mesin pompa sudah ditemukan, pada zaman
dahulu tentu amat susah untuk menaikkan air dari tanah ke permukaan yang
lebih tinggi.
Saya yakin, Tuhan menciptakan air agar manusia bisa mengambil pelajaran
darinya. Menurut saya, sifat air yang selalu mengalir ke tempat rendah
analog dengan sikap rendah hati pada manusia. Air selalu ingin berguna
bagi makhluk hidup yang ada di bawahnya. Ibarat pemimpin, air adalah
pemimpin yang melayani. Jika ia berada di posisi teratas, maka ia akan
menjadi pelayan bagi orang-orang yang membutuhkan di bawahnya. Apalagi
air identik dengan sumber kehidupan. Maka tidak salah jika sifat pertama
ini saya analogikan dengan pemimpin yang melayani. Pemimpin yang
melayani adalah sumber kesejahteraan bagi masyarakat yang ia pimpin.
Kedua, air selalu mengisi ruang-ruang yang kosong. Cobalah Anda buat
sebuah kotak kedap air yang bersekat tapi memiliki celah. Kemudian isi
kotak tersebut dengan air. Air pasti akan berusaha memenuhi kotak
tersebut dengan wujudnya. Perlahan tapi pasti, melalui celah antar
sekat, air akan mengisi kotak tersebut hingga penuh.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/yudikurniawan/tiga-filosofi-air-karena-air-tahu-kemana-ia-bermuara_55197177a333112618b65966
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/yudikurniawan/tiga-filosofi-air-karena-air-tahu-kemana-ia-bermuara_55197177a333112618b65966
No comments:
Post a Comment