Saturday, December 24, 2016

Mengapa kita harus berfilsafat?

“Kalau hidup hanya sekedar hidup, kera dihutan juga hidup. Kalau kerja hanya sekedar kerja, kerbau disawah juga bekerja”.
Seperti itu lah Buya Hamka menggambarkan manusia, hidup jangan hanya sekedar hidup saja, tapi hidup juga harus berfikir bagaimana cara menjalani hidup yang baik. Berfikir sering kali diartikan oleh orang kebanyakan adalah suatu cara orang berfilsafat, berfilsafat didorong oleh keinginan untuk memahamkan apa yang telah kita ketahui dan untuk mengetahui apa yang belum kita ketahui. Berfilsafat bisa juga diartikan dengan merendahkan hati bahwa tidak semuanya mampu kita ketahui dalam alam semesta ini.
Bekerja jangan asal bekerja, tapi bekerjalah dengan ilmu. Ilmu merupakan pengetahuan yang selalu kita geluti sejak kita memasuki bangku pelajaran Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi. Berfilsafat dengan ilmu bearti kita harus jujur dengan diri kita sendiri, akan apa yang kita ketahui tentang ilmu, bagaimana ilmu memberikan kita pengetahuan tentang sesuatu yang belum kita ketahui.
A. Pengertian Filsafat
Berfilsafat secara dasariah adalah salah satu cara untuk mengetahui siapa kita, potensi apa yang kita miliki, dan apa orientasi kita terhadap suatu bidang ilmu yang harus kita kuasai dengan cara memunculkan pertanyaan untuk diri kita. Siapa aku? Ingin kemana aku? Apa tujuan hidup aku?. Pertanyaan-pertanyaan seperti ini sering, dan pasti akan selalu muncul oleh para filosof sebelum memahami apa hakekat yang sebenarnya dari filsafat, mencari dan terus mencari sebuah kebenaran dari suatu cabang ilmu merupakan proses dari berfilsafat.

Berbicara soal filsafat ingatan kita cendrung akan teringat kepada sebuah negara yaitu Yunani Kuno, ya dari negara inilah kata filsafat berasal yang berasal dari dua suku kata “philos” dan “shofia”. Philos bearti cinta yang sangat mendalam dan shopia adalah kearifan atau kebijaksanaan. Secara harfiah dapat disimpulkan bahwa filsafat adalah kecintaan yang sangat mendalam akan kearifan dan kebijaksanaan.
 
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang telah mencapai derajat sempurna dibandingkan dengan makhluk ciptaan Allah lainnya, termasuk diantaranya malaikat, jin, binatang dan lain-lain. Diantara kesempurnaan itu terlihat dari ciri-ciri manusia yang memiliki jasmani (fisik) yang terdiri dari kapur, air dan tanah yang bagus, ruh yang berfungsi untuk menggerakkan jasmani dan jiwa yang didalamnya ada rasa dan perasaan, yang terdiri dari 3 unsur :
· Syahwat (Lawwamah) darah hitam, yang dipengaruhi oleh sifat Jin, seperti rakus, pemalas, dan serakah.
· Ghodob (Ammarah) darah merah, yang dipengaruhi oleh sifat setan, seperti sombong dan merusak.
· Natiqoh (Muthmainah) darah putih, yang dipengaruhi oleh sifat malaikat, seperti bijaksana, tenang, berbudi luhur.
Otak merupakan alat dalam menjalankan dan mengendalikan jiwa yang didalamnya terdapat tiga bagian, yaitu : Akal (timbangan) antara hak dan yang bathil, Pikir (hitungan) tentang untung dan rugi, Zikir (ingatan) tentang menghambbakan diri kepada sang pencipta.
Filsafat adalah induk semua ilmu yang ada dalam semesta ini, manusia berfilsafat guna mencari kebenaran dari sebuah ilmu, manusia berfilsafat untuk melatih otak yang diberikan oleh Allah untuk berfikir, berfikir apabila memakai sifat Natiqoh maka akan tercipta sebuah penemuan yang bermanfaat dari cabang filsafat ilmu, jika otak dipakai dengan menggunakan Syahwat dan Ghodob maka akan menghasilkan filsafat ilmu yang lebih banyak mudharat dari manfaatnya, seperti contoh, ditemukannya semacam virus H2C dalam ilmu kesehatan, yang kemudian disebar keseluruh dunia dan dikenal dengan nama penyakit HIV.
Begitulah hubungan antara manusia dan filsafat yang saling mengisi, manusia mempelajari ilmu yang kemudian disebut berfilsafat, filsafat memberikan titik temu antara kebutuhan manusia dengan perkembangan ilmu pengetahuan dalam menguak sebuah kebenaran dari cabang ilmu. Selagi manusia masih berfikir positif maka akan terus tercipta pembaharuan-pembaharuan dari ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi manusia berikutnya dan akan lahir peradaban-peradaban baru dalam dunia ini. Namun apabila manusia sudah berhenti berfikir atau berfikir negatif maka peradaban yang sudah ada akan hancur dan terciptalah penemuan-penemuan yang menyesatkan dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan yang digeluti oleh filsuf.
 
Apa pentingnya filsafat bagi manusia? secara teori pentingnya bisa dimaknai dengan apa manfaatnya filsafat bagi manusia. Sebelum memahami arti penting filsafat tentu perlu juga kita ketahui apa tujuan filsafat. Menurut Barber (1988). Tujuan filsafat sering dicirikan dengan pencarian kepastian dan kebenaran, bukan hanya mengejar kemurnian metodologis atau pemahaman yang kritis pada diri sendiri. Kepastian merujuk pada kebebasan dari kontingensi dan aspirasi untuk mencapai pengetahuan yang tak tergoyahkan.
Belajar filsafat mencari jawaban dari setiap pertanyaan yang muncul dalam otak manusia, merenungi setiap detik hembusan nafas yang keluar dari dalam rongga hidung, memahami setiap detak nadi yang terletak dipergelangan tangan kita.
Beberapa manfaat atau pentingnya filsafat bagi manusia, pertama bisa dikelompokkan pentingnya filsafat bagi diri sendiri, kedua, pentingnya filsafat bagi umat (manusia), ketiga, pentingnya filsafat bagi ilmu pengetahuan.
Pentingnya filsafat untuk diri sendiri :
Ø Filsafat memberikan ketentraman dalam hal pemikiran, dan segala sesuatu itu tidak nampak seperti apa adanya.
Ø Filsafat mengantarkan manusia pada derajat yang dijanjikan Allah, derajat kemulian.
Ø Filsafat mampu menjawab pertanyaan siapa kita, mau kemana kita
Ø Berfilsafat mampu memberikan kepuasan diri dalam hal pencarian kebenaran yang sebenarnya.
Ø Berfilsafat mampu membuat kita untuk berfikir kritis dan mengembangkan kemampuan kita dalam hal menyampaikan pendapat yang benar, menalar dengan jelas, membedakan argument yang baik dan buruk.
Pentingnya filsafat bagi umat :
Ø Filsafat akan membimbing manusia menemukan jawaban dari semua pertanyaan yang ada dalam pemikiran manusia.
Ø Filsafat akan memberikan manusia pandangan hidup, cara dan untuk bertahan hidup.
Ø Menjadi sumber inspirasi dan pedoman dalam berbagai aspek kehidupan, seperti ekonomi, politik, sosial, dan agama.
Ø Filsafat mengajarkan manusia untuk berfikir secara bijaksana dalam menyelesaikan masalah-masalah yang ada dalam kehidupannya dengan cara berfikir secara logika.
Pentingnya filsafat bagi ilmu pengetahuan :
Dalam penelitian ilmu pengetahuan selalu berhubungan dengan apa yang dilhat, atau yang sering disebut dengan menggejala atau mewujud. Jika kehidupan pengetahuan itu diibarat dengan pohon, maka filsafat adalah akarnya, sedangkan batang, daun, ranting, dahan, bunga dan buah menjadi cabang ilmu pengetahuan yang ada didalamnya.
Sebagai induk (akar) dari semua ilmu pengetahuan, filsafat akan terus berkembang untuk melahirkan penemuan-penemuan baru dibidang ilmu pengetahuan, sebagai contoh, pada tahun 90-an di Indonesia untuk berkomunikasi dengan sahabat, sanak saudara yang ada diperantauan kita harus terlebih dahulu pergi kewartel, atau mengirimkan surat, dengan berkembangnya ilmu pengetahuan sekarang manusia sudah bisa mengasih kabar berita kepada kawan melalui Short Message Service (SMS) melalui handphone yang dimiliki.
Dalam filsafat akan selalu orang mempersoalkan akar masalah, manusia tidak mau menerima begitu saja, seperti dulu orang mengganggap bahwa bumi ini datar dan pasti ada ujungnya, namun berkembangnya ilmu maka ditemukanlah bahwa bumi ini bulat. Filsafat menguak keterbatasan manusia untuk mengetahui semua ilmu pengetahuan, dengan berfilsafat yang tersembunyi dibalik lampisan bumi yang terdalam.
Berfilsafat dalam ilmu pengetahuan akan memunculkan hakekat kebenaran dari sebuah ilmu yang selama ini diyakini oleh manusia. Berfilsafat akan melahirkan ilmu-ilmu baru yang akan bermanfaat bagi manusia.
Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan pentingnya filsafat bagi manusia, untuk menjaga stabilitas keilmuan yang sudah ada dengan terus dimodifikasi dengan penelitian ilmiah, mencari hakekat kebenaran dari ilmu, dan menciptakan ilmu pengetahuan yang berguna bagi generasi selanjutnya guna meneruskan peradaban dunia.
Jadi mengapa kita harus berfilsafat? Cogito ergo sum (Karena berfikir maka saya ada) Rene Descrates pada abad 17 seorang filosof termasur dan terkenal dengan pelopor filsafat modern dan pelopor pembaharuan . Berfilsafat adalah proses berfikir bagi manusia untuk terus menunjukkan keberadaannya.
Filsafat adalah proses mencari hakekat kebenaran dari ilmu, tanpa memandang batas pemikiran dengan menggunakan akal dan logika. Manusia yang berfilsafat akan hidup selamanya, dalam artian penemuan-penemuannya dalam bidang ilmu pengetahuan akan selalu terpakai dalam setiap ruang kehidupan manusia.
Pentingnya filsafat bagi manusia untuk menjaga peradaban kehidupan, apabila manusia berhenti berfilsafat itu artinya manusia berhenti berfikir, ketika manusia sudah berhenti berfikir, maka sudah hancur seluruh peradaban di bumi ini. Setiap perkembangan ilmu pengetahuan yang dihasilkan dari filsafat akan memunculkan peradaban baru. Berfikirlah sebelum peradaban ini hancur.
“Ketidaktahuan adalah kutukan dari Tuhan, pengetahuan adalah sayap yang akan membawa kita terbang ke surga” (Williams Shakespeare)
 

sumber : http://jonsmanedi.blogspot.co.id/2015/04/pentingnya-filsafat-bagi-manusia.html

No comments:

Post a Comment