Menjadi seorang pramugari adalah impian sebagian besar wanita. Penghasilan yang tinggi dan travelling ke mana mana menjadi salah satu sebab pekerjaan ini menjadi impian banyak wanita.
Namun baru baru ini, seorang mantan pramugari Singapore Airlines membuat sebuah cerita saat menjadi awak kabin pesawat yang penuh penderitaan. Nama wanita ini adalah Hillary, dia membuat tulisan ini untuk memperingati satu tahun nya dia keluar dari Singapore Airlines.
Source: http://www.memobee.com/curahan-hati-pramugari-singapore-airlines-ini-mendadak-menjadi-sensasi-3377-sms.html
Dia mengatakan, sebagai Pramugari, pendapatannya dibilang sangat tinggi. Dia menerima minimal SGD$3.300 atau sekitar 32jutaan rupiah, kalau musim liburan, bisa mencapai SGD$4.700 atau sekitar 46jutaan. Tapi dia mengatakan apa yang didapatkannya ini justru bertolak belakang dengan apa yang dia rasakan.
Saat dia masih bekerja dahulu, dia sering sekali mendapat banyak perlakuan tidak menyenangkan. Muali dari lembur berlebihan, dilecehkan penumpang, serta gaya hidup hedonis dan rusak yang mengintai setiap saat.
Source: http://www.memobee.com/curahan-hati-pramugari-singapore-airlines-ini-mendadak-menjadi-sensasi-3377-sms.html
Dia mengakui, perasaannya saat itu ada di tengah tengah antara cinta atau benci dengan pekerjaan ini. Sampai akhirnya dia memutuskan untuk benar benar berhenti dari pekerjaannya sebagai pramugari.
“Sekarang saya sudah tidak terbang. Saya merasa umur saya lebih muda 10 tahun. Setelah saya berhenti, orangtua saya berkata saya telah kembali menjadi diri saya sendiri. Saya menjadi tidak mudah kesal, tidak mudah marah dan kembali menyenangkan,” ujar Hilary.
“Saya punya hubungan antara cinta-benci dengan pekerjaan ini. Tidak diragukan, ini terlihat begitu glamor dan menyenangkan sebagai awak pesawat, Anda bisa belanja di Paris, pergi ke Amerika Serikat, sarapan di Tokyo, dan makan siang di LA (Los Angeles) tapi pekerjaannya sungguh sulit. Awak pesawat bekerja sangat keras demi uang!” katanya.
Source: http://www.memobee.com/curahan-hati-pramugari-singapore-airlines-ini-mendadak-menjadi-sensasi-3377-sms.html
Akhirnya Hilary merasa bahagia setelah memutuskan resign dari pekerjaannya sebagai pramugari Singapore Airlines. Saking kerasnya tekanan yang dialaminya, Hilary mengaku pernah sampai menangis. Ia pun sampai tidak ingin bekerja.
“Saya menangis karena saya takut pergi kerja… Pekerja dengan jam kerja intensif tanpa henti bisa Anda temukan di London. Saya juga tidak ingin jauh dari keluarga saya,” terangnya.
No comments:
Post a Comment