Tuesday, October 4, 2016

Makalah Observasional



BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks, sebagai tindakan belajar yang dialami oleh siswa sendiri. Dimyati dan Mujiono (1996:7) mengemukakan siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Tiap ahli psikologi memberi batasan yang berbeda tentang belajar, atau terdapat keragaman dalam cara menjelaskan dan mendefinisikan makna belajar.Belajar merupakan sesuatu yang sangat penting sekali dalam rentang perkembangan pada diri seseorang, dengan belajar seseorang telah mengalami suatu proses menuju kearah yang lebih baik dalam perubahan prilaku,perilaku yang terbuka, belajar dan pengalaman, belajar dan kematangan.
Dalam kaitannya dengan belajar ini sangat banyak teori- teori yang membahas tentang belajar.Dimana teori belajar merupakan unsur penting dalam pendidikan. Tanpa teori pembelajaran tidak akan ada suatu kerangka kerja konseptual yang digunakan sebagai dasar untuk melaksanakan pembelajaran.
teori Bandura yang sangat terkenal adalah Teori Pembelajaran Sosial (Social Learning Theory) yang menekankan pada komponen kognitif dari pikiran, pemahaman, dan evaluasi. Penelitiannya mengenai teori ini dituangkan melalui suatu ekperimen yang terkenal, yaitu eksperimen Bobo Doll. Eksperimen ini menunjukan bahwa sikap agresif yang dilakukan oleh seorang anak merupakan representatif dari perilaku agresif orang dewasa yang berada di sekelilingnya. Selain itu, teori-teori yang dikemukakannya mempengaruhi pula meluasnya teknik-teknik psikoterapi dengan dasar teori belajar untuk melakukan perubahan-perubahan tingkah laku.
Menurut Bandura, dalam situasi sosial seseorang bisa belajar lebih cepat dengan mengamati atau melihat tingkah laku orang lain. Teori ini menerima sebagian besar dari prinsip-prinsip teori-teori belajar perilaku, tetapi memberikan lebih banyak penekanan pada kesan dan isyarat-isyarat perubahan perilaku, dan pada proses-proses mental internal. Dalam teori pembelajaran sosial menggunakan penjelasan-penjelasan reinforcement eksternal dan penjelasan-penjelasan kognitif internal untuk memahami bagaimana belajar dari orang lain.


1.2  Rumusan  Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas makan masalah yang akandikaji dirumuskan sebgai berikut :
a.       Bagaimana latar belakang tokoh?
b.      Bagaimana teori pembelajaran sosial?
c.       Bagaimana perinsip-prinsip observasional?
1.3  Tujuan Pembelajaran
Dari latar belakang di atas maka pembuatan makalah ini bertujuan agar pembaca dapat mengetahui dan memahami tentang:
a. Pengertian latar belakang tokoh
b.Teori pembelajaran sosial
c. prinsip-prinsip observasioanal
d. Pembelajaran observasional dapat berdampak pada pembelajaran.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Latar belakang tokoh
lbert Bandura dilahirkan di Mundare Northern Alberta Kanada, pada 04 Desember 1925. Masa kecil dan remajanya dihabiskan di desa kecil dan juga mendapat pendidikan disana. Pada tahun 1949 beliau mendapat pendidikan di University of British Columbia, dalam jurusan psikologi. Dia memperoleh gelar Master didalam bidang psikologi pada tahun 1951 dan setahun kemudian ia juga meraih gelar doctor (Ph.D). Bandura menyelesaikan program doktornya dalam bidang psikologi klinik, setelah lulus ia bekerja di Standford University.Beliau banyak terjun dalam pendekatan teori pembelajaran untuk meneliti tingkah laku manusia dan tertarik pada nilai eksperimen.Pada tahun 1964 Albert Bandura dilantik sebagai professor dan seterusnya menerima anugerah American Psychological Association untuk Distinguished scientific contribution pada tahun 1980. Bandura berpendapat, walaupun prinsip belajar cukup untuk menjelaskan dan meramalkan perubahan tingkah laku, prinsip itu harus memperhatikan dua fenomena penting yang diabaikan atau ditolak oleh paradigma behaviorisme. Albert Bandura sangat terkenal dengan teori pembelajaran sosial, salah satu konsep dalam aliran behaviorime yang menekankan pada komponen kognitif dari pemikiran, pemahaman, dan evaluasi. Eksperimen Albert Bandura
Eksperimen yang sangat terkenal adalah eksperimen Bobo Doll yang menunjukkan anak – anak meniru seperti perilaku agresif dari orang dewasa disekitarnya.
Albert Bandura seorang tokoh teori belajar sosial ini menyatakan bahwa proses pembelajaran dapat dilaksanakan dengan lebih berkesan dengan menggunakan pendekatan “permodelan “. Beliau menjelaskan lagi bahwa aspek perhatian pelajar terhadap apa yang disampaikan atau dilakukan oleh guru dan aspek peniruan oleh pelajar akan dapat memberikan kesan yang optimum kepada pemahaman pelajar.
Eksperimen Pemodelan Bandura :
Kelompok A = Disuruh memperhatikan sekumpulan orang dewasa memukul, menumbuk, menendang, dan menjerit kearah patung besar Bobo.
Hasil              =  Meniru apa yang dilakukan orng dewasa malahan lebih agresif

Kelompok B = Disuruh memperhatikan sekumpulan orang dewasa bermesra dengan patung besar Bobo
Hasil             =  Tidak menunjukkan tingkah laku yang agresif seperti kelompok        A
2.2  Teori pembelajaran observasional
Teori belajar sosial terkenal dengan sebutan teori observational learning,‘belajar observasional / dengan pengamatan’  itu (Presly & McCormick 1995 citSyah 2005) adalah teori belajar yang relatif masih baru dibandingkan dengan teori-teori belajar lainnya. Tokoh utama teori ini adalah Albert Bandura. Bandura memandang tingkah laku manusia bukan semata-mata Refleks otomatis dan stimulus (S-R bond), melainkan juga akibat reaksi yang timbul sebagai hasil interaksi antara lingkungan dengan skema kognitif manusia itu sendiri.(Syah,2005).
Santrock (2009), mengemukakan bahwa pembelajaran observasional adalah pembelajaran yang meliputi perolehan keterampilan, strategi dan keyakinan dengan cara mengamati orang lain. Wortman et al (2004) menyatakan bahwa melalui pembelajaran observasional kita peroleh representasi kognitif dari pola perilaku lainnya, yang kemudian dapat berfungsi sebagai model untuk perilaku kita sendiri.
 Teori kognitif sosial menyatakan bahwa banyak dari kebiasaan cara kita menanggapi gaya kepribadian kita telah dipengaruhi oleh belajar observasional. Pembelajaran observasional memiliki relevansi kelas tertentu, karena anak-anak tidak melakukan apa yang orang dewasa suruh untuk mereka lakukan, melainkan apa yang mereka lihat orang dewasa lakukan. Jika asumsi Bandura benar, guru dapat kekuatan ampuh dalam membentuk perilaku siswa mereka dengan perilaku mengajar yang mereka demonstrasikan di kelas. Pentingnya model terlihat dalam penafsiran Bandura tentang apa yang terjadi sebagai akibat dari mengamati orang lain:
1)      Pengamat dapat memperoleh tanggapan baru
2)      Pengamatan model dapat memperkuat atau memperlemah tanggapan yang ada
3)      Pengamatan model dapat menyebabkan munculnya kembali respon yang tampaknya dilupakan. (Elliot et al, 2000) 
       Bentuk lain belajar adalah observasional. Bentuk belajar ini banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Bila kita untuk pertama kalinya belajar mengendarai mobil, kita akan mengamati seorang instruktur untuk mengetahui urutan tindakan-tindakan yang di butuhkan misalnya menghidupkan, kemudian menjalankan mobil. Demikian pula, bila seseorang mulai bermain voli, ia berusaha meniru temannya yang terkenal sebagai pemain ulung dalam melemparkan bola.
            Konsep belajar observasional memperlihatkan orang belajar dengan mengamati orang lain melaukan hal yang akan dipelajari. Oleh karena itu, di perlihatkan agar anak-anak lebih banyak di beri kesempatan untuk mengamati model-model perilaku yang baik atau yang kita inginkan, dan mengurangi kesempatan-kesempatan untuk melihat perilaku yang tidak baik. Ada dua jenis pembelajaran melalui pengamatan ,Pertama. Pembelajaran melalui pengamatan dapat terjadi melalui kondisi yang dialami orang lain,Contohnya : seorang pelajar melihat temannya dipuji dan ditegur oleh gurunya karena perbuatannya, maka ia kemudian meniru melakukan perbuatan lain yang tujuannya sama ingin dipuji oleh gurunya. Kejadian ini merupakan contoh dari penguatan melalui pujian yang dialami orang lain. Kedua, pembelajaran melalui pengamatan meniru perilaku model meskipun model itu tidak mendapatkan penguatan positif atau penguatan negative, saat mengamati itu sedang memperhatikan model itu mendemonstrasikan sesuatu yang ingin dipelajari oleh pengamat tersebut dan mengharapkan mendapat pujian atau penguatan apabila menguasai secara tuntas apa yang dipelajari itu. Model tidak harus diperagakan oleh seseorang secara langsung, tetapi kita dapat juga menggunakan seseorang pemeran atau visualisasi tiruan sebagai model (Nur, M,1998.a:4).
            Teori belajar sosial menekankan bahwa lingkungan-lingkungan yang dihadapkan pada seseorang tidak random; lingkungan itu kerapkali dipilih dan diubah oleh orang itu melalui perilakunya. Konsep-konsep utama teori belajar sosial, sebagai berikut:
1.      Pemodelan (modeling)
Bandura memperhatikan bahwa penganut-penganut skinner memberikan penekanan efek konsekuensi terhadap perilaku dan tidak menindahkan fenomena pemodelan, yaitu menerima perilaku orang lain dan pengalaman “vicarious’’, yaitu belajar dari keberhasilan dan kegagalan orang lain. Ia merasa bahwa sebagian besar belajar yang dialami manusia tidak dibentuk dari konsekuensi konsekuensi, melainkan manusia itu belajar dari suatu model
2.      Fase belajar
Menurut bandura (1977), ada empat fase belajar dari model, yaitu:
a.       fase perhatian; adalah fase pertama dalam belajar observasional yang membeerikan perhatian pada suatu model. Pada umumnya, para siswa memberikan perhatian pada model-model yang menarik,berhasil, menibulkan minat dan populer. Inilah sebabnya mengapa banyak siswa yang meniru pakaian, rambut, dan sikap-sikap para bintang film, misalnya.
b.      Retensi; Belajar observasionalnya terjadi berdasarkan kontiguitas. Dua kejadian contiguous yang diperlukan adalah perhatian pada penampilan model dan penyajian simbolik dari penampilan itu dalam memori jangka panjang. Bandura mngemukakan bahwa peranan kata-kata, nama-nama, atau bayangan yang kuat yang dikaitan dengan kegiatan-kegiatan yang dimodelkan dalam mempelajari dan mengingat prilaku sangatlah penting.
c.       Reproduksi; Dalam fase ini, bayangan tau kode-kode simbolik verbal dalam memori membimbing penampilan yang sebenarnya dari perilaku yang baru diperoleh.
d.      dan motivasi; adanya dorongan atau alasan-alasan tertentu untuk berbuat meniru model . ada tiga hal erupakan motivasi yaitu dorongan masalalu dorongan yang di anjikan ( insentif )yang dapat kita banyangkan dan dorongan – dorongan yang kentara (tenginble) seperti melihat atau mengingat model –model yang patut di tiru 
3.      Belajar Vicarious
Belajar vicarious adalah belajar dengan melihat orang diberi reinforsemen atau dihukum waktu terlibat dalam perilaku-perilaku tertentu. Guru dalam kelas sering menggunakan prinsip belajar vicarious. Misalnya, bila terdapat anak yang berkelakuan tidak baik, maka guru akan memperhatikan anak yang berkelakuan baik dan memujinya, karena pekerjaannya baik. Ketika anak yang nakal itu melihat bahwa mereka yang berkelakuan baik  mendapat reinforsemen, maka ia akan berusaha bekerja dengan baik.
4.      Pengaturan sendiri
Bandura berhipotesis bahwa manusia mengamati perilakusendiri, mempertimbangkan perilaku terhadapat kriteia-kriteria yang disusunnya sendiri, kemudian memberi reinforcement atau hukuman pada dirinya sendiri.
 prinsip – prinsip panduan (guiding principles ) yang melatarbelakangi pembelajaran sosial atau pembelajaran observasional.
1.      Pengamatan akan mencontoh perilaku model jika model memiliki karateristik seperti talenta, kecerdasan , kekuatan , penampilan yang baik, atau popularitas yang di inginkan atau menarik  peratihan siswa yang pengamat
2.      Pengamat akan breaksi sesuai dengan cara model di perlakukan dan menirukan perilaku model
3.      Ada perbedaan dari perilaku yang di dapat pengamat dengan perilaku yang di lakukan pengamat . melalui observasi , pengamat dapat menerima perilaku tanpa harus melakukannya
4.      Atensi dan pengingatan berkaitan dengan penerimaan opembelajran dari perilaku model , sedangkan prduksi dan motivasi akan mengonrtol kerja .
5.      Perkembangan manusia merefleksikan interaksi kompleks antar [ribadi, perilaku seseorang dan lingkungannya . hubungan antara unsur – unsir ini di sebut deterisme resif lokal, penentuan timbal balik.
Pembelajaran observasional dapat berdampak pada pembelajaran dalam hal berikut
·         Kurikulum- para siswa harus di beri kesempeatan untuk mengamat perilaku model yang memandu ke arah  penguatan positif .
·         Pengajaran – pengajar harus menggalakan pembelajaran kaloboratif,karena umumnya pembeajaran terjadi di dalam konteks sosial dan lingkungan
·         Penilaian- perilaku belajar seringkali tidak dapat di laksanakan kecuali tersedia lingkungan yang benar – benar cocok untuk itu. Pendidik harus menyediakan intensif dan lingkungan yang mendukung agar perilaku positif berlansung. Jika tidak, maka hsil penilaian tidak akurat.

  BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Teori Bandura yang sangat terkenal adalah Teori Pembelajaran Sosial (Social Learning Theory) yang menekankan pada komponen kognitif dari pikiran, pemahaman, dan evaluasi. Penelitiannya mengenai teori ini dituangkan melalui suatu ekperimen yang terkenal, yaitu eksperimen Bobo Doll. Eksperimen ini menunjukan bahwa sikap agresif yang dilakukan oleh seorang anak merupakan representatif dari perilaku agresif orang dewasa yang berada di sekelilingnya. Selain itu, teori-teori yang dikemukakannya mempengaruhi pula meluasnya teknik-teknik psikoterapi dengan dasar teori belajar untuk melakukan perubahan-perubahan tingkah laku.
Belajar Observasional adalah teori belajar yang relatif masih baru dibandingkan dengan teori-teori belajar lainnya. Pembelajaran yang meliputi perolehan keterampilan, strategi dan keyakinan dengan cara mengamati orang lain.
 Teori belajar sosial menekankan bahwa lingkungan-lingkungan yang dihadapkan pada seseorang tidak random; lingkungan itu kerapkali dipilih dan diubah oleh orang itu melalui perilakunya. Konsep-konsep utama teori belajar sosial, sebagai berikut:
1.      Pemodelan (modeling)
2.      Vase belajar
3.      Belajar  vicarious
4.      Belajar sendiri 

3.2 SARAN
Saran yang ingin kami sampaikan adalah bahwa kita sebagai pembelajar maupun yang nantinya akan menjadi model (contoh).  Oleh karena itu, jadilah seorang pendidik yang menerapkan teori-teori pembelajaran.



DAFTAR PUSTAKA

Ratna wilis dahar,:2006; Teori Teori belajar dan pembelajran ;jakarta ,penerbit penerbit erlangga
m.taufik; 2013; Pengantar Pendidikan ;bandung cv mujahit press



No comments:

Post a Comment