Pada postingan saya kali ini saya ingin membahas tentang faktor-faktor kekerasan yang terjadi pada anak, mengingat zaman sekarang banyak sekali kekerasan yang terjadi pada anak-anak bahkan sekarang sudah banyak ibu kandung sendiri memutilasi bayinya, ibu kandung nya sendiri menyiksa anaknya, bahkan sekarang banyak sekali anak-anak yang melakukan kekerasan. menurut saya hal ini terjadi dikarenakan tontonan saat ini sudah banyak yang mencontohkan kekerasan,, bahkan banyak tontonan yang tidak pantas ditonton seperti adegan pacaran disekolah, pelukan dll. sehingga membuat anak-anak mencontoh tontonan yang tidak pantas tersebut.
Penyebab
anak melakukan kekerasan, sebagai berikut :
1. Lingkungan
sosial yang menjadi tempat anak tinggal memberikan contoh nyata tindak kekerasan.
Baik berupa kekerasan dalam sosial, ekonomi, politik dan lainnya.
2. Menurut
pendekatan filogenetik, terdapat pengaruh genetik terhadap sifat kekerasan.
Tetapi sifat itu akan muncul apabila dipicu oleh keadaan lingkungan masyarakat.
3. Lingkungan
sekolah yang formalistik dan kaku, bahkan bisa terjadi sikap dehumanisasi,
membuat jarak antara relasi pendidik dengan peserta didik.
4. Semakin
menyempitnya ruang ekspresi anak di publik. Hegemoni pada ekpresi anak akan
membuat anak mencoba terus untuk mengekspresikan kepada hal yang bersifat
destruktif.
5. Pengaruh
media berdampak luar biasa pada anak. Tayangan berita film, reality show,
sinetron yang menampilkan adegan-adegan kekerasan yang ditonton anak merupakan
contoh nyata dan pelajaran praktis bagi anak untuk melakukan hal yang sama.
Kekerasan yang terjadi dalam dunia
pendidikan dapat terjadi karena beberapa faktor, yaitu:
1. Dari siswa, Salah satu faktor yang bisa ikut
mempengaruhi terjadinya kekerasan, adalah dari sikap siswa tersebut. Sikap
siswa tidak bisa dilepaskan dari dimensi psikologis dan kepribadian siswa itu
sendiri. Contohnya, anak berusaha mencari perhatian dengan bertingkah yang
memancing amarah, agresifitas,atau pun hukuman. Maksud dari melakukan hal
tersebut dengan tujuan yakni mendapatkan perhatian.
2. Dari Keluarga,
a. Pola Asuh, Anak yang dididik dalam pola asuh
yang memanjakan anak dengan memenuhi semua keinginan anak cenderung tumbuh
dengan sifat yang arogan dan tidak bisa mengontrol emosi. Jadi anak akan
memaksa orang lain untuk memenuhi kebutuhannya, dengan cara apapun juga asalkan
tujuannya tercapai.
b. Orangtua mengalami masalah
psikologis Jika
orangtua mengalami masalah psikologis yang berlarut-larut, bisa mempengaruhi
pola hubungan dengan anak. Misalnya, orang tua yang stress
berkepanjangan, jadi sensitif, kurang sabar dan mudah marah pada anak, atau
melampiaskan kekesalan pada anak. Lama kelamaan kondisi ini mempengaruhi
kehidupan pribadi anak. Ia bisa kehilangan semangat, daya konsentrasi, jadi
sensitif, reaktif, cepat marah, dan sebagainya.
c. Keluarga disfungsional, keluarga yang salah satu anggotanya
sering memukul, atau menyiksa fisik atau emosi, intimidasi anggota keluarga
lain atau keluarga yang sering konflik terbuka tanpa ada resolusi, atau masalah
berkepanjangan yang dialami oleh keluarga hingga menyita energy psikis dan
fisik, hingga mempengaruhi interaksi, komunikasi dan bahkan kemampuan belajar
si anak.
3. Dari Lingkungan, Tak dapat dipungkiri bahwa
kekerasan yang terjadi selama ini juga terjadi karena adanya faktor lingkungan,
yaitu:
·
Adanya
budaya kekerasan : seseorang melakukan kekerasan karena dirinya berada dalam
suatu kelompok yang sering terjadi tindakan kekerasan, sehingga memandang
kekerasan adalah merupakan hal yang biasa.
·
Adanya
tradisi : Contoh, kekerasan yang terjadi antara mahasiswa senior dengan mahasiswa
junior, dimana mahasiswa senior tersebut meniru tindakan-tindakan yang
dilakukan seniornya terdahulu yang melakukan hal yang serupa terhadap dirinya.
·
Tayangan
televisi yang banyak berbau kekerasan.
semoga kedepannya orang tua mampu menjaga dan melindungi anak-anak dengan baik, sehingga tidak ada kekerasan yang terjadi lagi karena anak adalah titipan dari allah yang harus dijaga.
No comments:
Post a Comment