pada postingan saya sebelumnya kita sudah membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kekerasan pada anak, postingan kali ini saya ingin memberikan solusi untuk mengatasi kekerasan yang terjadi pada siswa di sekolah, agar kita semua dapat belajar dan mengetahui solusi agar tidak ada lagi kekerasan yang terjadi pada anak. baik langsung saja kita bahas dibawah ini cekidot
Ada beberapa solusi yang dapat
dilakukan dalam mengatasi kekerasan pada siswa di sekolah, yaitu:
1. Bagi Sekolah
·
Menerapkan
pendidikan tanpa kekerasan di sekolah.
·
Pendidikan
tanpa kekerasan adalah suatu pendidikan yang ditujukan pada anak dengan
mengatakan "tidak" pada kekerasan dan menentang segala bentuk
kekerasan. Hukuman yang diberikan, berkorelasi dengan tindakan anak. Ada sebab
ada akibat, ada kesalahan dan ada konsekuensi tanggung jawabnya.Dengan
menerapkan hukuman yang selaras dengan konsekuensi logis tindakan siswa yang
dianggap keliru, sudah mencegah pemilihan / tindakan hukuman yang tidak
rasional.
·
Sekolah
terus mengembangkan dan membekali guru baik dengan wawasan / pengetahuan,
kesempatan untuk punya pengalaman baru, kesempatan untuk mengembangkan
kreativitas mereka. Guru juga membutuhkan aktualisasi diri, tidak hanya dalam
bentuk materi, status, dsb. Guru juga senang jika diberi kesempatan untuk
menuangkan aspirasi, kreativitas dan mencoba mengembangkan metode pengajaran
yang menarik tanpa keluar dari prinsip dan nilai-nilai pendidikan. Selain itu,
sekolah juga bisa memberikan pendidikan psikologi pada para guru untuk memahami
perkembangan anak serta dinamika kejiwaan secara umum. Dengan pendekatan
psikologi, diharapkan guru dapat menemukan cara yang lebih efektif dan sehat
untuk menghadapi anak didik.
·
Konseling.
Bukan hanya siswa yang membutuhkan konseling, tapi guru pun mengalami masa-masa
sulit yang membutuhkan dukungan, penguatan, atau pun bimbingan untuk menemukan jalan
keluar yang terbaik.
·
Segera
memberikan pertolongan bagi siapapun yang mengalami tindakan kekerasan di
sekolah, dan menindaklanjuti kasus tersebut dengan cara adekuat.
2. Bagi Orangtua Atau Keluarga
·
Perlu
lebih berhati-hati dan penuh pertimbangan dalam memilihkan sekolah untuk
anak-anaknya agar tidak mengalami kekerasan di sekolah.
·
Menjalin
komunikasi yang efektif dengan guru dan sesama orang tua murid untuk memantau
perkembangan anaknya.
·
Orangtua
menerapkan pola asuh yang lebih menekankan pada dukungan daripada
hukuman, agar anak-anaknya mampu bertanggung jawab secara sosial.
·
Hindari tayangan televisi yang tidak
mendidik, bahkan mengandung unsur kekerasan. Kekerasan yang ditampilkan dalam
film cenderung dikorelasikan dengan heroisme, kehebatan, kekuatan dan
kekuasaan.
·
Setiap
masalah yang ada, sebaiknya dicari solusi / penyelesaiannya dan jangan sampai
berlarut-larut. Kebiasaan menunda persoalan, menghindari konflik, malah membuat
masalah jadi berlarut-larut dan menyita energy. Sikap terbuka satu sama lain
dan saling mendukung, sangat diperlukan untuk menyelesaikan setiap persoalan
dengan baik.
·
Carilah
bantuan pihak professional jika persoalan dalam rumah tangga, semakin
menimbulkan tekanan hingga menyebabkan salah satu atau beberapa anggota
keluarga mengalami hambatan dalam menjalankan kehidupan mereka sehari-hari.
3. Bagi Siswa Yang Mengalami Kekerasan, Segera sharing pada
orangtua atau guru atau orang yang dapat dipercaya mengenai kekerasan yang
dialaminya sehingga siswa tersebut segera mendapatkan pertolongan untuk
pemulihan kondisi fisik dan psikisnya.
Oleh karena itu, sangat penting bagi
semua pihak, baik guru, orang tua dan siswa untuk memahami bahwa kekerasan
bukanlah solusi atau aksi yang tepat, namun semakin menambah masalah. Semoga
pembahasan ini dapat bermanfaat dan mengurangi terjadinya kekerasan pada siswa.
Perlu diingat, bahwa untuk mengatasi masalah ini dibutuhkan kerjasama dari
semua pihak.
Selain
upaya-upaya psikologis yang diterapkan dan sanksi-sanksi pidana yang
diberlakukan terhadap pelaku kekerasan terhadap anak di sekolah. Pemerintah
juga menerapkan sekolah ramah anak (SRA) yang keberadaan guru sangat berperan.
Ada beberapa langkah menuju SRA, yaitu :
·
Guru
tidak mendudukkan dirinya sebagai penguasa kelas/mata pelajaran, tetapi sebagai
pembimbing kelas.
·
Guru
seharusnya mengurangi kelantangan suara dan lebih mengutamakan keramah-tamahan
suara.
·
Guru
harus mengurangi sebanyak mungkin nada memerintah dan menggantinya dengan
ajakan.
·
Hal-hal
yang menekan siswa harus dikurangi sebanyak mungkin.
·
Hal-hal
yang menekan diganti dengan member motivasi sehingga bukan paksaan yang
dimunculkan, melainkan member stimulasi.
·
Guru
harus menjauhi sikap ingin menguasi siswa karena yang lebih baik adalah
mengendalikan. Hal itu terungkap bukan dengan kata-kata mencela, melainkan
dengan kata-kata yang membangun keberanian/kepercayaan diri siswa.
·
Guru
hendaknya menjauhkan diri dari mencari-cari kesalahan siswa, tetapi harus
mengakui prestasi sekecil apa pun yang dihasilkan siswa.
·
Guru
harus lebih sering melibatkan siswa, dengan lebih sering berkata “aku
mengajurkan/meminta, mari kalian ikut menentukan juga”. Guru seharusnya menghindari
kata-kata “aku yang menentukan, kalian menurut saja apa perintahku”.
No comments:
Post a Comment