Saturday, October 1, 2016

Makalah Bahasa Baku dan Tidak Baku





BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah
Istilah bahasa baku telah dikenal oleh masyarakat secara luas. Namun pengenalan istilah tidak menjamin bahwa mereka memahami secara komprehensif konsep dan makna istilah bahasa baku itu. Hal ini terbukti bahwa masih banyak orang atau masyarakat berpendapat bahasa baku sama dengan bahasa yang baik dan benar. Mereka tidak mampu membedakan antara bahasa yang baku dan yang nonbaku. Pateda (Alwi, 1997:30) mengatakan bahwa, “Kita berusaha agar dalam situasi resmi kita harus berbahasa yang baku. Begitu juga dalam situasi yang tidak resmi kita berusaha menggunakan bahasa yang baku.”
Slogan “Pergunakanlah bahasa Indonesia dengan baik dan benar”, tampaknya mudah diucapkan, namun maknanya tidak jelas. Slogan itu hanyalah suatu retorika yang tidak berwujud nyata, sebab masih diartikan bahwa di segala tempat kita harus menggunakan bahasa baku. Demikian juga, masih ada cibiran bahwa bahasa baku itu hanya buatan pemerintah agar bangsa ini dapat diseragamkan dalam bertindak atau berbahasa. “Manakah ada bahasa baku, khususnya bahasa Indonesia baku? “Manalah ada bahasa Indonesia lisan baku”? “Manalah ada masyarakat atau orang yang mampu menggunakan bahasa baku itu, sebab mereka berasal dari daerah.’’ Atau mereka masih selalu dipengaruhi oleh bahasa daerahnya jika mereka berbahasa Indonesia secara lisan. Dengan gambaran kondisi yang demikian itu, di dalam bab ini dibahas tentang pengertian bahasa baku, pengertian bahasa nonbaku, pengertian bahasa Indonesia baku, fungsi pemakaian bahasa baku dan bahasa nonbaku. Terakhir, akan dibahas tentang ciri-ciri bahasa baku dan bahasa nonbaku, serta berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.

B. RUMUSAN MASALAH
1.      Apa itu bahasa baku?
2.      Apa itu bahasa tidak baku?
3.      Apa saja fungsi bahasa baku?
4.      Apa saja fungsi bahasa tidak baku?
5.      Apa saja cirri-ciri bahasa baku dan tidak baku?
6.      Bagaimana pemakaian bahasa baku dan tidak baku dengan baik dan benar?
7.      Apa saja contoh bahasa baku dan tidak baku?
8.      Apa saja contoh kalimat bahasa baku dan tidak baku?
C. TUJUAN PENULISAN
1.      Untuk mengetahui pengertian bahasa baku
2.      Untuk mengetahui pengertian bahasa tidak baku
3.      Untuk mengetahui fungsi bahasa baku
4.      Untuk mengetahui fungsi bahasa tidak baku
5.      Untuk mengetahui cirri-ciri bahasa baku dan tidak baku
6.      Untuk mengetahui pemakaian bahasa baku dan tidak baku dengan baik dan benar
7.      Untuk mengetahui contoh bahasa baku dan tidak baku
8.      Untuk mengetahui contoh kalimat bahasa baku dan tidak baku

 
 BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Bahasa Baku
            Bahasa merupakan alat komunikasi penting yang dapat menghubungkan seseorang dengan yang lainnya. Keraf (2005:54) menyebutkan dua pengertian bahasa. Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer. Pada kaidah bahasa Indonesia terdapat dua ragam bahasa, yaitu bahasa baku dan bahasa tidak baku.
Bahasa baku adalah bahasa standar (pokok) yang kebenaran dan ketetapannya telah ditentukan oleh negara. Baku berarti  bahasa tersebut tidak dapat berubah setiap saat. Baku atau standar beranggapan adanya keseragaman. Berdasarkan teori, bahasa baku merupakan bahasa pokok yang menjadi bahasa standar dan acuan yang digunakan sehari-hari dalam masyarakat. Bahasa baku mencakup pemakaian sehari-hari pada bahasa percakapan lisan maupun bahasa tulisan. Tetapi pada penggunaanya bahasa baku lebih sering digunakan pada sistem pendidikan negara, pada urusan resmi pekerjaan, dan juga pada semua konteks resmi. Sementara itu, di dalam kehidupan sehari-hari lebih banyak orang yang menggunakan bahasa tidak baku dan sesuka hati.
Berdasarkan pengertian di atas, bahasa baku adalah bahasa standar yang benar dan digunakan oleh suatu masyarakat pada suatu negara. Bahasa baku atau standar itu harus diterima dan berterima bagi masyarakat bahasa.

B.  Pengertian Bahasa Tidak Baku
Bahasa nonbaku adalah ragam bahasa yang berkode berbeda dengan kode bahasa baku, dan dipergunakan di lingkungan tidak resmi. Ragam bahasa nonbaku dipakai pada situasi santai dengan keluarga, teman, di pasar, dan tulisan pribadi buku harian. Ragam bahasa nonbaku sama dengan bahasa tutur, yaitu bahasa yang dipakai dalam pergaulan sehari-hari terutama dalam percakapan.




C.  Fungsi Bahasa Baku
Menurut Hasan Alwi, dkk  (2003:15) bahasa baku mendukung empat fungsi, yaitu:
  1. Fungsi pemersatu. Indonesia terdiri dari beragam suku dan bahasa daerah. Jika setiap masyarakat menggunakan bahasa daerahnya, maka dia tidak dapat berkomunikasi dengan masyarakat dari daerah lain. Fungsi bahasa baku memperhubungkan semua penutur berbagai dialek bahasa itu. Dengan demikian, bahasa baku mempersatukan mereka menjadi satu masyarakat bangsa.
  2. Fungsi pemberi kekhasan. Suatu bahasa baku membedakan bahasa itu dari bahasa yang lain. Melalui fungsi itu, bahasa baku memperkuat perasaan kepribadian nasional masyarakat bahasa yang bersangkutan.
  3. Fungsi pembawa kewibawaan. Pemilikan bahasa baku membawa serta wibawa atau prestise. Fungsi pembawa wibawa bersangkutan dengan usaha orang mencapai kesederajatan dengan peradaban lain yang dikagumi lewat pemerolehan bahasa baku sendiri. Penutur atau pembicara (masyarakat) yang mahir berbahasa Indonesia dengan baik dan benar memperoleh wibawa di mata orang lain.
  4. Fungsi kerangka acuan. Sebagai kerangka acuan bagi pemakaian bahasa dengan adanya norma dan kaidah (yang dikodifikasi) yang jelas. Norma dan kaidah itu menjadi tolak ukur bagi benar tidaknya pemakaian bahasa seseorang atau golongan.
D.  Fungsi Bahasa Tidak Baku
Bahasa tidak baku adalah bahasa yang digunakan dalam kehidupan santai (tidak resmi) sehari-hari yang biasanya digunakan pada keluarga, teman, dan di pasar. Fungsi penggunaan bahasa nonbaku adalah untuk mengakrabkan diri dan menciptakan kenyamanan serta kelancaran saat berkomunikasi (berbahasa).

E.  Ciri-ciri Bahasa Baku dan Tidak Baku
1. Ciri Bahasa Baku
Menurut Hasan Alwi, dkk (2003:14) ciri-ciri bahasa baku terbagi menjadi tiga, yaitu:
a.       Ragam bahasa baku memiliki sifat kemantapan dinamis, yang berupa kaidah dan aturan yang tetap. Baku atau standar tidak dapat berubah setiap saat.
b.      Memiliki sifat kecendikian. Perwujudannya dalam kalimat, paragraf, dan satuan bahasa lain yang lebih besar mengungkapkan penalaran atau pemikiran yang teratur, logis, dan masuk akal.
c.       Baku atau standar beranggapan adanya keseragaman. Proses pembakuan sampai taraf tertentu berarti proses penyeragaman kaidah, bukan penyamaan ragam bahasa, atau penyeragaman variasi bahasa.

      2.      Ciri-ciri lain bahasa baku adalah:
      a.       tidak terpengaruh bahasa daerah;
      b.      tidak dipengaruhi bahasa asing;
      c.       bukan merupakan ragam bahasa percakapan sehari-hari;
      d.      pemakaian imbuhannya secara eksplisit;
      e.       pemakaian yang sesuai dengan konteks kalimat;
      f.       tidak terkontaminasi dan tidak rancu.

      3.      Ciri Bahasa Tidak Baku
Bahasa nonbaku juga memiliki ciri khas yaitu:
      1.      walaupun terkesan berbeda dengan bahasa baku, tetapi memiliki arti yang sama.
      2.      dapat terpengaruh oleh perkembangan zaman.
      3.      dapat terpengaruh oleh bahasa asing.
      4.      digunakan pada situasi santai/tidak resmi.

F. Pemakaian Bahasa Indonesia Baku dan Tidak Baku dengan Baik dan Benar
Bahasa Indonesia baku dan nonbaku mempunyai kode atau ciri bahasa dan fungsi pemakaian yang berbeda. Kode atau ciri dan fungsi setiap ragam bahasa itu saling berkait. Bahasa Indonesia baku berciri seragam, sedangkan ciri bahasa Indonesia nonbaku beragam. Pemakaian bahasa yang mengikuti kaidah bahasa yang dibakukan atau yang dianggap baku adalah pemakaian bahasa Indonesia baku dengan benar. Dengan demikian, pemakaian bahasa Indonesia baku dengan benar adalah pemakaian bahasa yang mengikuti kaidah bahasa atau gramatikal bahasa baku.

Sebaliknya, pemakaian bahasa Indonesia nonbaku dengan benar adalah pemakaian bahasa yang tidak mengikuti kaidah bahasa atau gramatikal baku, melainkan kaidah gramatikal nonbaku. Pemakaian bahasa Indonesia baku dengan baik adalah pemakaian bahasa Indonesia yang mengikuti atau sesuai dengan fungsi pemakaian bahasa baku. Pemakaian bahasa Indonesia nonbaku dengan baik adalah pemakaian bahasa yang tidak mengikuti atau sesuai dengan fungsi pemakaian bahasa Indonesia nonbaku.

Konsep baik dan benar dalam pemakaian bahasa Indonesia baik baku maupun nonbaku saling mendukung dan saling berkait. Tidaklah logis ada pemakaian bahasa Indonesia yang baik, tetapi tidak benar. Atau tidaklah logis ada pemakaian bahasa yang benar tetapi tidak baik. Oleh karena itu, konsep yang benar adalah pemakaian bahasa yang baik harus juga merupakan pemakaian bahasa yang benar atau sebaliknya.

G.  Contoh Bahasa Indonesia Baku dan Tidak Baku

Kita sering kesulitan menentukan kata yang baku dan kata yang tidak baku. Berikut ini adalah daftar kata-kata baku bahasa Indonesia yang disusun secara alfabetis.

No
Kata Baku
Kata Nonbaku
1.
Aktif
aktip, aktive
2.
Alquran
Al-Quran, Al-Qur’an, Al Qur’an
3.
Apotek
Apotik
4.
Azan
Adzan
5.
Cabai
cabe, cabay
6.
Daftar
Daptar
7.
doa
do’a
8.
efektif
efektip, efektive, epektip, epektif
9.
elite
Elit
10.
e-mail
email, imel
11.
Februari
Pebruari, February
12.
foto
Photo
13.
fotokopi
foto copy, photo copy, photo kopi
14.
hakikat
Hakekat
15.
ijazah
ijasah, izajah
16.
izin
Ijin
17.
jadwal
Jadual
18.
Jumat
Jum’at
19.
karena
Karna
20.
karismatik
Kharismatik
21.
kreatif
kreatip, creative
22.
lembap
Lembab
23.
lubang
Lobang
24.
maaf
ma’af
25.
makhluk
Mahluk
26.
mukjizat
mu’jizat
27.
napas
Nafas
28.
nasihat
Nasehat
29.
objek
Obyek
30.
provinsi
propinsi, profinsi

H.          Contoh kalimat baku dan tidak baku
1.    Kalimat Tidak Baku
        1.         Semua peserta daripada pertemuan itu sudah pada hadir.
        2.         Kami menghaturkan terima kasih atas kehadirannya.
        3.         Mengenai masalah ketunaan karya perlu segera diselesaikan dengan tuntas.
        4.         Sebelum mengarang terlebih dahulu tentukanlah tema karangan.
        5.         Pertandingan itu akan berlangsung antara Regu A melawan Regu B.
6.         Kita perlu pemikiran-pemikiran untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan pengembangan kota. 
2.     Kalimat Baku
        1.         Semua peserta pertemuan itu sudah hadir.
        2.         Kami mengucapkan terima kasih atas kehadiran Saudara.
        3.         Masalah ketunakaryaan perlu segera diselesaikan dengan tuntas.
        4.         Sebelum mengarang, tentukanlah tema karangan.
        5.         Pertandingan itu akan berlangsung antara Regu A dan Regu B.
6.         Kita memerlukan pemikiran untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan pengembangan kota.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
            Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting dalam kehidupan. Dengan bahasa manusia dapat menyampaikan isi pikirannya kepada orang lain. Pada bahasa terdapat dua ragam bahasa, yaitu bahasa baku dan bahasa nonbaku. Bahasa baku merupakan bahasa standar atau pokok yang digunakan oleh masyarakat pada suatu negara. Sedangkan bahasa nonbaku adalah bahasa yang berbeda dengan struktur atau gaya baku, dan biasanya digunakan pada lingkungan atau keadaan  tidak resmi.

Bahasa Indonesia juga memiliki bahasa baku dan nonbaku. Bahasa Indonesia baku pada umumnya sesuai dengan pola SPOK dan biasanya dipelajari di sekolah dan digunakan pada lingkungan dan keadaan yang resmi. Begitupun  dengan bahasa Indonesia nonbaku. Masing-masing bahasa baku dan nonbaku memiliki fungsi dan ciri yang berbeda. Baik itu bahasa Indonesia baku dan nonbaku sebaiknya digunakan dan dipakai dengan benar.

B. SARAN
Sebaiknya kita lebih peka dalam menggunakan bahasa Indonesia agar sesuai dengan kaidah yang berlaku. Disamping mempertahankan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku,  juga sebagai bahasa kebanggaan kita karena mampu menyatukan ribuan pulau dan etnis dari Sabang sampai Merauke


DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Cavi. 2007. Linguistik. (http://id.shvoong.com/humanities/linguistics/2139737-kata-baku-dan-tidak-baku/#ixzz2LAFl0NSl) dilihat pada hari Sabtu, 24 Oktober 2015

Keraf, G. 1991. Tatabahasa Indonesia Rujukan Bahasa Indonesia untuk Pendidikan Menengah. Jakarta: Gramedia.           

Marmoet. 2010. Bahasa Baku dan Tidak Baku. (http://marmoet5.blogspot.com/2010/10/bahasa-baku-dan-tidak-baku.html) dilihat pada hari sabtu, 24 Oktober 2015

No comments:

Post a Comment