BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Sesuai
amanat KTSP, bahwa model pembelajaran merupakan salah satu model implementasi
kurikulum yang dianjurkan untuk diaplikasikan pada semua jenjang pendidikan,
mulai dari tingkat Sekolah Dasar, Sekolah menengah pertama, dan sekolah
menengah atas. Model pembelajaran ini pada hakikatnya merupakab suatu
pendekatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik secara individual
maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip
secara holistic dan otentik. Melalui pembelajaran IPA, peserta didik dapat
memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk
menerima, menyimpan, dan menerakan konsep yang telah dipelajarinya. Dengan
demikian, peserta didik terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai konsep
yang dipelajari secara meneyluruh (holistic), bermakana, otentik, dan aktif.
Cara pengemasan penagalaman belajar yang dirancang oleh guru sangat berpengaruh
terhadap kebermaknaan pengalaman bagi para peserta didik. Pengalaman belajar
yang lebih menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual akan menjadikan proses
belajar lebih efektif.
Pembelajaran
adalah sebuah proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas
dasar hubungan timbale balik, yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk
mencapai tujuan tertentu. Proses pembelajaran merupakan interaski semua
komponen atau unsure yang terdapat dalam pembelajaran, yang satu sama lainnya
saling berhubungan dalam sebuah rangkaian untuk mencapai tujuan. Proses
pembelajaran tentu merupakan sesuatu yang penting dalam dunia pendidikan yang
aptut diperhatikan, direncanakan, dan dipersiapkan oleh pendidik, karena memang
mencakup perencanaan tujuan, penentuan bahan, pemilihan metode yang tepat, dan
bagaimana mengevaluasi hasil-hasil dari pembelajaran tersebut. Salah satu
komponen pembelajaran adalah metode interaktif. Pada intinya, metode
pembelajaran interaktif adalah penjabaran dari pola pembelajaran kolaboratif,
yang menuntut adanya kerja sama dan interaksi antara para siswa dalam emmbahas
suatu materi pelajaran bersama dengan guru di dalam kelas. Jadi, metode
pembelajaran interaktif adalah metode pembelajaran yang menunjukkan adanya
interaksi antara guru dan siswa yang menyenangkan dan memberdayakan. Dalam hal
ini, menyenangkan dan memberdayakan dapat terwujud apabila interaksi tersebut
dapat berjalan dengan memadukan prinsip pendidikan dan hiburan (edutainment),
sehingga siswa merasa terhibur dan bisa belajar tanpa ia sadari. Sebab, pada
dasarnya, manusia itu akan lebih focus dan menerima dnegan lebih cepat jikan
diberikan pengajaran yang menyenangkan, menghibur, dan menggugah minat dan
hasrat siswa untuk mengikuti pembelajaran yang baik.
B. Rumusan
Masalah
1. Apakah
yang dimaksud dengan Ilmu Pengetahuan Alam?
2. Apa
sajakah karakteristik kajian pengetahuan alam?
3. Apakah
yang dimaksud dengan model evaluasi pembelajaran?
4. Apa
sajakah metode pembelajaran IPA?
5. Apakah
jenis permainan yang bisa dijadikan sebagai metode pembelajaran (strategi)
dalam kelas?
C. Tujuan
Penulisan
1. Dapat
mengetahui pengertian dari IPA.
2. Dapat
memahami karakteristik kajian IPA.
3. Dapat
mengetahui model evaluasi pembalajaran.
4. Dapat
mengetahui dan memahami metode-metode pembelajaran IPA.
6. Dapat
mengetahui, memahami, dan melakukan jenis permainan yang bisa dijadikan sebagai
metode pembelajaran (strategi) dalam kelas.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM
IPA
berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam scara sistematis, sehingga IPA
bukan hanya penguasaa kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep
atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
Pendidikan IPA di harapkan dapat menjadi wahana bagi pesera didik untuk
mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih
lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses
pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk
mengembangkan kompetensi agar menjeljahi dan memahami alam sekitar secara
alamiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu
peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam atau alam sekitar.
Merujuk
pada pengertian IPA itu, maka dapat disimpulkan bahwa hakikat IPA meliputu
empat unsur utama yaitu :
1. Sikap:
rasa ingin tahu tentang benda, phenomena alam, makhluk idup, serta hubungan
sebab akibat yang menimbulkan masalah baru ynang dapat dipecahkan melalui
prosedur yang benar atau secara kaa lain IPA bersifat open ended.
2. Proses:
prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode ilmiah meliputi
penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen percobaan, evaluasi, pengkuran dan
penarikan kesimpulan.
3. Produk:
berupa fakta, prinsip, teori dan hukum.
4. Aplikasi:
penerapan metode ilmiah dankonsep IPA dalam kehidupan sehari-hari.
Keempat
unsur tersebut merupakan ciri IPA yang utuh yang sebenarnya tidak dapat
dipisahkan satu sama lain.
Pengalaman
belajar yang diperoleh di kelas tidak utu dan tidak beriorentasi tercapainya
standar kompetensi dan kompetensi dasar pembelajarn lebih bersifat
teacher-centerd, guru hanya menyampaikan IPA sebagai prosuk dan peserta didik
mengahapal informasi factual.Peserta didik hanya mempelajari IPA pada domain
kignitif yang terendah.Peserta didik tidak dibiasakan untuk mengembangkan
potensi berpikirnya fakta dilapangan menunjukan banyak peserta didik yang
cenderung menjadi malas berpikir secara mandiri.Cara berikir yang dikembangkan
dalam kegiatan belajar belum menyentuh domain afektif dan psikimotor.Alasan
yang sering dikemukakan oleh para guru adalah keterbatasan waktu, sarana, lingkungan
belajar, dan jumlah peserta didik perkelas yang terlalu banyak.
B.
KARAKTERISTIK
KAJIAN PENGETAHUAN ALAM
IPA
didefinisikan sebagai pengetahuan yang diperoleh melalui pengumpulan data
dengan bereksperimen, pengamatan, dedukasi untuk menghasilkan suatu penjelasan
tentang sebuah gejala yang dapat dipercaya. Ada tiga kemmpuan dalam IPA :
1. Kemampuan
untuk mengetahui apa yang diamati.
2. Kemampuan
untuk memperediksi apa yang belum diamati, dan kemampuan untuk menguji tindak
lanjut hasi eksperimen.
3. Dikembangkannya
sifat ilmiah.
4. Kegiatan
pembelajaran IPA mencakup pengembangan kemampuan dalam mengajukan pertanyaa,
mencari jawaban, memahami jawaban, menyempurnakan jawaban tentang “apa“,
“mengapa”,”bagaimana” tentang gejala alam maupun karakteristik alam sekitar
melalui cara-cara sistematis yang akan diterapkan dalam lingkungan dan
teknologi. Kegiatan tersebut dikenal dengan kegiatan ilmiah yang didasarkan
pada metode ilmiah. Metode ilmiah dalam mempelajari IPA meliputi;
mengidentifikasikan masalah, menyusun hipotesa, memperediksi kosekuensi dari
hipotesis, melakukan eksperimen ntuk menguji prediksi., dan merumuskan hukum
umum yang sederhana yang diorganisasikan dari hipotesis, prediksi, dan
eksperimen.
C.
MODEL
EVALUASI PEMBELAJARAN
1. Pengertian
Evaluasi Pembelajaran Terpadu
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan
untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil
belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan,
sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Dalam
melaksankan penilaina hendaknya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara
lain:
a. Penilaian
diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi.
b. Penilaian
menggunakan acuan kriteria : berdasarkan apa yang bisa dilakukan peserta didik
setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi
seseorang terhadap kelompoknya.
c. Sistem
yang direcanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan.
d. Hasil
penilaian yang dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tidak lanjut berupa
perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remedy bagi eserta didik yang
pencapaian kompetensinya dibawah kriteria ketuntasan, dan program pengayaan
bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan.
e. Sistem
penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam
proses pembelajaran. Misalnya: jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas
observasi lapangan maka evaluasi harus diberikan baik pada proses (ketrampilan
proses) misalnya teknik wawancara, maupun produk atau hasil melakukan observasi
lapangan yag berupa informasi yang dibutuhkan.
Pada
pembelajaran terpadu peran evaluasi tidak berbeda dengan pembelajaran
konvesional, oleh karenanya berbagai yang perlu diperhatikan dalam mengevaluasi
pembelajaran baik yang menggunakan pendekatan terpadu maupun konvensional
adalah sama. Evaluasi pembelajaran terpadu diarahkan pada evaluasi dampak
instruksional dan dampak pengiring, seperti halnya kemmapuan bekerja sama,
menghargai pendapat orang lain. Evaluasi proses belajar adalah upaya pemberian
nilai terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan peserta
didik, sedangkan evaluasi hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap
hasil-hasil belajar yang dicapai dengan menggunakan kriteria tertentu. Evaluasi
proses menggunakan instrument non-tes, sedangkan evaluasi produk menggunakan
instrument tes.
D.
METODE
PEMBELAJARAN IPA INTERAKTIF
Ada
bermacam-macam metode belajar yang bersifat interaktif, diantaranya sebagai
berikut:
1. Metode
Ceramah
Metode
yang memang sudah ada sejak adanya pendidikan, sehingga metode ini lebih sering
digunakan dalam setiap pembelajaran dan dikenal sebagai metode tradisional.
a. Kelebihan
metode ceramah :
1) Guru
mudah menguasai kelas.
2) Mudah
dilaksanakan.
3) Dapat
diikuti siswa dalam jumlah besar.
4) Guru
mudah menerangkan banyak bahan pelajaran kepada siswa.
b. Kelemahan
metode ceramah :
1) Siswa
ia lebih tanggap dari sisi visual akan merasa dirugikan, sedangkan siswa yang
lebih tanggap terhadap kemampuan auditifnya, akan mendapatkan manfaat lebih
besar dari metode ini.
2) Bila
terlalu lama metode ini akan membuat siswa merasa bosan.
3) Menyebabkan
siswa menjadi pasif.
4) Sukar
mengontrol sejauh mana pemerolehan belajar siswa.
2. Metode
Eksperimen
Metode
pemberian kesepakatan kepada siswa, baik secara perorangan atau kelompok, untuk
dilatih melakukan suatu proses atau percobaan. Kelebihan metode eksperimen adapun
beberapa kelebihan dan kelemahan sebagai berikut:
a. Kelebihan
metode eksperimen :
1) Metode
ini dapat membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan
berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata dari guru atau
buku.
2) Siswa
dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan study eksplorasi (menjelajahi) ilmu
dan teknologi, suatu sikap yang dituntut dari seorang ilmuwan.
b. Kelemahan
metode eksperimen:
1) Tidak
cukupnya alat-alat atau saran untuk bereksperimen, sehingga tidak setiap siswa
berkesempatan untuk mengadakan eksperimen.
2) Jika
eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, maka siswa harus menanti untuk
melanjutkan pelajaran.
3) Metode
ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dan teknologi.
3. Metode
Pemberian Tugas Dan Pembacaan (Recitation)
Dalam
konteks ini, pemberian tugas berarti guru memberikan suatu tugas kepada siswa
dan mengaitkannya dengan tugas-tugas yang lain. Misalnya, saat guru memberikan
tugas kepada siswa dan mengaitkannya dengan tugas-tugas yang lain. Misalnya,
saat guru memberi tugas membaca kepada siswa, harus ditambahkan dengan
tugas-tugas lain, seperti mencari dan membaca buku-buku lain sebagai
perbandingan, atau disuruh mengamati orang yang ada dilingkungannya stelah
membaca buku tersebut.Dengan demikian, pemberian tugas adalah suatu pekerjaan
yang harus dieselesaikan oleh siswa tanpa terikat tempat.
a. Kelebihan
metode penugasan :
1) Pengetahuan
yang siswa peroleh dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat lebih lama.
2) Siswa
berkesempatan untuk memupuk perkembangan dn keberanian dalam mengambil
inisiatif, bertanggung jawab, dan berdiri sendiri.
b. Kelemahan
metode penugasan :
1) Seringkali
siswa melakukan penipuan, dimana ia hanya meniru hasil pekerjaan orang lain
tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri.
2) Terkadang,
tugas itu dikerjakan orang lain tanpa pengawasan.
3) Sukar
memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual.
4. Metode
Diskusi
Proses
pembahasan suatu persoalan dengan melibatkan banyak orang, dimana hasil dari
pembahasan tersebut akan menjadi alternative jawaban dalam memecahkan
persoalan. Dalam hal ini, orang-orang yang terlibat didalamnya mengemukakan
pandangannya sendiri-sendiri terhadap persoalan yang dilontarkan.
a. Kelebihan
metode diskusi :
1) Menyadarkan
siswa bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan dan bukan satu
jalan.
2) Menyadarkan
para siswa bahwa dengan berdiskusi, mereka bisa saling mengemukakan pendapat
secara konstruktif, sehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih baik.
3) Membiasakan
siswa untuk mendengarkan pendapat oranglain, sekalipun berbeda dengan
pendapatnya sendiri dan membiasakan bersikap toleran.
b. Kelemahan
metode diskusi :
1) Tidak
dapat dIPAkai pada kelompok yang besar.
2) Peserta
diskusi mendapat informasi yang terbatas.
3) Dapat
dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara.
4) Biasanya
orang menghendaki pendekatan yang lebih formal.
5. Metode
Latihan
Metode
yang digunakan guru untuk mengajar dalam upaya menanamkan berbagai
kebiasaanatau ketermapilan tertentu kepada para siswa. Dengan begitu, mereka
akan menguasai keterampilan atau kebiasaan baru, sehingga dapat dijadikan bekal
dalam kehidupan mereka kelak.
a. Kelebihan
metode latihan :
1) Siswa
dapat memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, melapalkan huruf, membuat
dan meggunakan alat-alat.
2) Siswa
dapat memperoleh kecakapan mental, misalnya dalam perkalian, penjumlahan,
pengurangan dan sebagainya.
3) Siswa
dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan ataupun kecepatan dalam
pelaksanaan.
b. Kelemahan
metode latihan :
1) Menghambat
bakat dan inisitif siswa, karena ia lebih banyak dibawa pada penyesuaian dan
diarahkan jauh dari pengertian.
2) Menimbulkan
penyesuaian secara statis pada lingkungan.
3) Terkadang,
latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal yang monoton dan
membosankan.
6. Metode
Simulasi
Cara penyajian pelajaran dengan meng-gunakan situasi tiruan
untuk meng-gambarkan situasi sebenarnya.
a. Tujuan
Metode simulasi :
1) Melatih keterampilan tertentu yang
besifat praktis dalam kehidupan sehari-hari.
2) Mengembangkan sikap percaya diri
pada anak.
3) Mengembangkan persuasi dan
komunikasi.
4) Melatih siswa memecahkan masalah
dengan memanfaatkan sumber-sumber yang dapat digunakan.
5) Meningkatkan pemahaman tentang
konsep dan prinsip yang dipelajari.
6) Meningkatkan keaktifan belajar bagi
siswa.
b. Keuntungan
Metode Simulasi
:
1) Menciptakan kegairahan siswa untuk
belajar.
2) Memupuk daya cipta siswa.
3) Melatih keberanian siswa tampil di
depan orang banyak.
4) Siswa mempunyai kesempatan untuk
mengungkapkan perasaannya yang kemungkinan terpendam dengan pengajaran dengan
metode lain.
5) Dapat ditemukan siswa yang bakat
berakting (jika ada).
c. Kekurangan
Metode Simulasi :
1) Memerlukan pengelompokkan siswa yang
fleksibel dan ruang yang tidak selalu tersedia.
2) Pengalaman yang disimulasikan tidak
selalu tepat dan sempurna dengan kenyataan di lapangan.
3) Suasana simulasi seringkali berubah
menjadi ajang tempat bermain.
4) Memerlukan imajinasi yang tinggi
bagi guru dan siswa.
5) Jika ada siswa yang merasa malu,
ragu atau tidak percaya diri, maka ini akan menghambat tercapainya tujuan
simulasi.
7. Metode Tanya-Jawab
Cara
penyajian pelajaran dalam proses belajar mengajar melalui interaksi dua arah (two
way traffic).
a. Tujuan
Metode Tanya Jawab :
1) Mengecek dan mengetahui sejauhmana
penguasaan materi oleh siswa.
2)
Memberikan
kesempatan pada siswa untk membahas materi pelajaran yang belum dipahami.
3)
Memotivasi
dan menimbulkan kompetisi belajar bagi siswa.
4)
Melatih
siswa berpikir dan berbicara secara sistematis.
8. Metode Kerja Kelompok
Metode
mengajar dengan meng-kondisikan siswa dalam group atau kelompok yang diberikan
tugas kelompok.
a. Tujuan :
1) Memupuk kemauan dan kemampuan
kerjasama diantara para siswa.
2)
Meningkatkan
keterlibatan sosio-emosional dan intelektual siswa dalam proses belajar
mengajar.
3)
Meningkatkan
perhatian terhadap proses dan hasil proses belajar mengajar secara berimbang.
4)
Memungkinkan
siswa dapat bekerja sama dengan temannya dalam satu kesatuan tugas.
5)
Memungkinkan
siswa berusaha mencari bahan dan alat untuk mengerjakan tugas.
6)
Membuat
siswa aktif.
b. Kelebihan
Metode Kerja Kelompok
1)
Membuat
siswa aktif mencari bahan untuk menyelesaikan tugasnya.
2)
Menggalang
kerjasama dan kekompakan dalam kelompok.
3)
Mengembangkan
kepemimpinan siswa dan melatih keterampilan berdiskusi.
4)
Merugikan
siswa yg pasif.
5)
Memerlukan
fasilitas belajar yg beragam.
9. Metode Demonstrasi
Cara penyajian pelajaran dengan cara mempertunjuk-kan kepada
siswa suatu proses, situasi atau benda tertentu baik benda asli maupun benda
tiruan.
a. Tujuan metode demonstrasi :
1) Memperlihatkan suatu proses atau
prosedur yang harus dikuasai siswa.
2) Mengkongkritkan informasi atau
penjelasan kepada siswa.
3) Mengembangkan kemampuan indera
penglihatan dan indera pendengaran siswa.
b. Keuntungan
Metode Demonstrasi :
1)
Pelajaran
bisa menjadi lebih jelas sehingga terhindar dari verbalisme.
2)
Memudahkan
siswa memahami materi pelajaran.
3)
Proses
belajar mengajar menjadi lebih menarik.
4)
Melatih
kemampuan mengamati siswa.
5)
Ada
materi pelajaran lain yang tidak bisa disajikan dengan metode lain.
c. Kerugian
Metode Demonstrasi :
1)
Memerlukan
keterampilan guru secara khusus.
2)
Memerlukan
banyak waktu.
3)
Kekurangan
sumber belajar yang terjadi pada sekolah seringkali mengakibatkan metode ini
tidak bisa diterapkan.
E.
JENIS
PERMAINAN YANG BISA DIJADIKAN SEBAGAI METODE PEMBELAJARAN (STRATEGI) DALAM
KELAS
1. Permainan Think, Pair, And Share
adalah permainan yang sangat menarik dan menantang, karena dalam permainan ini
ada pendalaman materi yang akan membuat siswa mampu menguasai atau mendalami
sebuah materi yang dibahas dengan lebih baik. Langkah-langkah yang bisa
dilakukan untuk menyelenggarakan permainan ini sebagai berikut :
a. Guru
menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai.
b. Siswa
diminta untuk berpikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan oleh guru.
c. Siswa
diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok berpasangan) dan
mengutarakan hasil pemikiran masing-masing.
d. Guru
memimpin siding pleno kecil untuk berdiskusi, lalu tiap kelompok mengemukakan
hasil diskusinya.
e. Berawal
dari kegiatan tersebut, guru mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan
dan menambah materi yang belum diungkapkan oleh para siswa.
f. Guru
memberi kesimpulan.
g. Penutup.
2. Permainan Artikulasi
adalah permainan yang membuat siswa menjadi aktif dan berani mengutarakan
pendapatnmya. Selain itu, permainan ini akan memberikan keterampilan berbicara
dan berani tampiluntuk menyampaikan apa yang telah dipelajarinya, sehingga ia
akan lebih mampu untuk menyerap materi pelajaran dengan baik. Berikut langkah
yang bias dilakukan guru dalam permaiann ini :
a. Guru
menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai.
b. Guru
menyajikan matreri sebagaimana biasanya.
c. Untuk
mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang.
d. Menugaskan
salah satu dari siswa pasangan itu untuk menceritakan materi yang baru diterima
dari guru, kemudain pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil,
lalu berganti peran. Begitu juga dengan kelompok lainnya.
e. Menugaskan
siswa secara bergiliran/diacak untuk menyampaikan hasil wawacarannya dengan
teman pasangan, sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawacarannya.
f. Guru
mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami oleh siswa.
g. Terakhir,
guru menyampaikan kesimpulan pertemuan pada hari itu, lalu menutup
pembelajaran.
3. Permainan Mind Mapping
sangat baik dilakukan untuk mengenal sampai sejauh mana pengtehuan siswa
terhadap suatu materi. Selain itu, permaianan ini juga bisa digunakan untuk
mendapatkan berbagai alternative jawaban dari suatu persolan pada susatu matei
pelajaran. Langkah-langkahnya sebagai berikut :
a. Guru
menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai.
b. Guru
mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapiu oleh siswa, dan
sebaiknya permasalahan tersebut mempunyai alternative jawaban.
c. Guru
kemudian membentuk kelompok yang anggotanya terdiri atas 2-3 siswa.
d. Setiap
kelompok menginventarisasi atau mencatat alternative jawaban dari hasil
diskusi.
e. Tiap
kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan guru
mencatat di papan tulis, lalu mengelompokkan sesuai kebutuhan guru.
f. Dari
data-data yang terdapat pada papan tulis, siswa diminta membuat kesimpulan atau
guru member perbandingan sesuai konsep yang disediakan guru.
g. Setelah
semuanya selesai, kemudain guru mengevaluasi dan menutup pembelajarannya.
4. Permainan Tebak Kata
juga sangat menarik untuk diberikan kepada siswa dalam pebelajaran sebuah
materi pelajaran. Dalam strategi pembelajaran ini, ada media atau alat bantu
yang harus digunakan. Media tersebut harus dibuat oleh guru dengan cara sebagai
berikut ;
·
Buatlah kartu ukuran 10 x 10 cm dan
siislah cirri-ciri atau kata-katra lainnya yang mengarah pada jawaban (istilah)
pada kartu yang ingin ditebak. Selanjutnya, bua kartu ukuran 5 x 2 cm untuk
menulis kata-kata atrau sitilah yang mau ditebak (kartu kemudian dilipat dan
ditemepl pada dahi atau diselipkan pada telinga).
Adapun langkah-langkah
yang bias dilakukan untuk memainkan strategi ini sebagai berikut :
a. Guru
menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai.
b. Guru
menyuruh siswa berdiri secara berpasangan di depan kelas.
c. Seorang
siswa diberi kartu berukuran 10 x01 cm yang akan dibacakan pada pasangannya.
Sedangkan, pasangannya diberi kartu berukuran 5 x 2 cm yang isinya tidak boleh
dibaca (dilipat), kemudian ditempelkan pada dahi atau diselipkan pada telinga.
d. Sementara
siswa yang membawa kartu berukuran 10 x 10 cm membacakan kata-kata yang tertulis
di dalamnya, pasangannya menebak apa yang dimaksud dalam kartu 10 x 10 cm
tersebut. Jawaban tepat bila sesuai dengan isi kartu yang ditempelkan pada dahi
atau telinga.
e. Apabila
jawabannya tepat (sesuai yang tertulis pada kartu), maka pasangan ini boleh
duduk. Bila belum tepat pada waktu yang telah ditentukan, boleh mengarahkan
dengan kata-kata lain, asalkan jangan langsung memberi jawabannya.
f. Begitu
seterusnya hingga semua siswa endapatkan kesempatan menjalankan permainan ini.
Berikut
contoh isi kartu tersebut :
Pertanyaan
: Ia memiliki kemampuan membuat makanan sendiri (fotosintesis).
Ia memiliki klorofil.
Ia berada dimana-mana, banyak disekitar
kita.
Ia
memiliki daun, batang, akar dan terkadangan ada yang berbunga dan berbuah.
Siapakah ia?
Jawaban
: Tumbuhan.
Itulah
beberapa metode / strategi pembelajaran yang mengandung unsure edutainment, yang tentu akan sangat
menarik bagi para siswa untuk mengikutinya. Hal ini bisa dijadikan sebagai
sebuah terobosan baru untuk mebuat siswa merasa nyaman dan senang dalam belajar
di dalam kelas.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dapat
disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh guru
untuk mengaplikasikan strategi belajar yang sudah ditentukan untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Ada banyak metode yang dapat
disampaikan oleh guru saat proses belajar-mengajar yaitu metode ceramah,
eksperimen, penugasan, diskusi, latihan, tanya-jawab, simulasi, demonstrasi,
dan kerja kelompok.
B.
Saran
Sebagai
calon seorang guru yang nantinya akan mengajar dalam kelas, kita harus memiliki
wawasan yang luas, tentang bagaimana cara mengajar yang menarik bagi siswa dan
tidak membosankan. Setelah membaca makalah ini, disarankan kita dapat
menggunakan metode mengajar yang sesuai dengan situasi dan keadaan kelas,
sehingga proses belajar-mengajar dapat berjalan dengan optimal.
Daftar
Pustaka
Hamid
Sholeh. Metode Edutainment. 2013. Yogyakarta : DIVA Press.
No comments:
Post a Comment