A.
Pengembangan
Konsep Diri dan Harga Diri Peserta Didik
Konsep
diri adalah suatu gagasan tentang diri sendiri yang mencakup keyakinan, pandangan
dan penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri. Ada 3 dimensi utama dari
konsep diri sebagai berikut :
1.
Pengetahuan : apa yang
kita ketahui tentang diri sendiri.
2.
Harapan : dimensi
harapan atau diri yang dicita-citakan di masa depan.
3.
Penilaian : penilaian
kita terhadap diri sendiri.
B.
Karakteristik
Perkembangan Konsep Diri Peserta Didik
1. Karakteristik
konsep diri pada anak usia dasar, yaitu :
a) Karakteristik
internal (lebih memahami dirinya melalu karakter internal dirinya melalui
karakteristik eksternal);
b) Karakteristik
aspek sosial (anak sekolah dasar sering kali menjadikan kelompok-kelompok
sosial sebagai acuan dalam deskripsi diri mereka);
c) Karakteristik
perbandingan sosial (anak-anak cenderung membedakan diri mereka dari orang
lain, secara komparatif daripada secara absolut).
2. Karakteristik
konsep diri pada usia remaja, yaitu :
a) Abstract and idealistic
(konsep diri abstrak dapat dilihat pada usia 14 tahun dan konsep diri idealis
digambarkan dengan membedakan antara diri mereka yang sebenarnya dengan yang
diidamkannya);
b) Differentiated
(dibandingkan dengan anak yang lebih muda, anak remaha mungkin untuk
menggambarkna dirinya sesuai dengan konteks atau situasi yang semakin
terdiferensiasi);
c) Contradictions within
the self (remaja mendeferensiasikan dirinya ke
dalam sejumlah peran dan dalam konteks yang berbeda-beda);
d) The fluctuating self
(sifat yang kontradiktif dalam diri remaja pada gilirannya memunculkan
fluktuasi diri dalam berbagai situasi dan lintas waktu yang tidak mengejutkan);
e) Real and ideal, true
and falses selves (kemampuan untuk menyadari adanya
perbedaan antara diri yang nyata).
C.
Karakteristik
Belajar Anak Usia SD
Kecenderungan belajar peserta didik
khususnya untuk anak usia sekolah dasar memilki tiga ciri, yaitu :
1. Konkret
: mengandung makna proses belajar beranjak dari hal-hal yang konkret, yakni
yang dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba, dan diotak-atik, dengan titik
penekana pada pemanfaatan lingkungan
sebagai sumber belajar.
2. Integratif
: anak memandang sesuatu yang dipelajari sebagai suatu keutuhan, mereka belum
mampu memilah-milah konsep dari berbagai disiplin ilmu, hal ini melukiskan cara
berpikir anak yang deduktif, yakni dari hal umum ke bagian demi bagian.
3. Hierarkis
: cara anak belajar berkembang secara bertahap mulai dari hal-hal yang
sederhana ke hal-hal yang lebih kompleks.
D.
Kiat
Atau Cara yang Dapat Digunakan oleh Guru Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar
Siswa
1. Gunakan
metode dan kegiatan yang bervariasi;
2. Jadikan
siswa peserta aktif;
3. Buatlah
tugas yang menantang namun realistis dan sesuai;
4. Ciptakan
suasana kelas yang kondusif;
5. Verikan
tugas secar proporsional;
6. Libatkan
diri untuk membantu siswa mencapai hasil;
7. Berikan
petunjuk pada para ssiwa agar sukses dalam belajar;
8. Hindari
kompetisi antarpribadi;
9. Berikan
masukan;
10. Hargai
kesuksesan dan keteladanan;
11. Antusias
dalam mengajar;
12. Tentukan
standar yang tinggi (namun realistis) bagi seluruh siswa;
13. Pemberian
penghargaan untuk memotivasi;
14. Ciptakan
aktivitas yang melibatkan seluruh siswa dalam kelas;
15. Kenali
minat siswa-siswa;
16. Peduli
dengan siswa-siswa;
17. Hindari
penggunaan ancaman; dan
No comments:
Post a Comment