Saturday, December 24, 2016

Filsafat Sunda

"Peupeujeuh urang ngajalankeun hirup kumbuh teh kudu cageur, bageur, bener, pinter, singer”. Kalimat tersebut selalu diucapkan orangtua saya sebagai nasihat (sekaligus doa) supaya saya berkarakter seperti itu dalam menjalani kehidupan.

Cageur : dalam budaya Sunda memiliki filosofi lebih dalam dari sekedar “sehat”. Cageur mencerminkan watak masyarakat yang mampu berpikir dan bertindak secara rasional dan proporsional dengan dilandaskan nilai moral. Artinya selain harus sehat jasmani dan rohani, sehat berpikir, sehat berpendapat, sehat lahir dan batin, sehat moral, sehat berbuat dan bertindak, sehat berprasangka.

Bageur : yaitu baik hati, sayang kepada sesama, tidak pelit, tidak emosional, penolong yang ikhlas. Selaras dengan ungkapan “silih asih”, yang bermakna saling menyayangi, berempati, bertenggang rasa dan simpati.

Bener : tidak berbohong, tidak berkhianat, dan menunjung tinggi integritas yang artinya tiap ucapan harus sesuai dengan tindakan, seperti ungkapan dalam bahasa sunda “ulah cueut ka nu hideung ulah ponteng koneng”, yang berarti harus mengatakan apa adanya, sesuai fakta, tidak ada manipulasi fakta. Ungkapan Sunda lainnya ialah “nu lain kudu dilainkeun, nu enya kudu dienyakeun, nu ulah kudu diulahkeun”, yang bermakna bahwa kita tidak boleh melarang sesuatu karena itu benar, dan harus melarang sesuatu karena hal tersebut tidak benar.

Singer, yaitu penuh mawas diri bukan was-was, mengerti pada setiap tugas, mendahulukan orang lain sebelum pribadi, pandai menghargai pendapat yang lain, penuh kasih sayang, tidak cepat marah jika dikritik tetapi diresapi makna esensinya sebagai bahan refleksi diri.

Pinter : Di dalam budaya Sunda, seseorang yang pintar ialah mereka yang mampu menyeimbangkan kehidupan yang berorientasi pada dunia dan akhirat, mengerti ilmu agama sampai ke dasarnya, luas jangkauan ilmu dunia dan akhirat walau berbeda keyakinan, pandai menyesuaikan diri dengan sesama, pandai mengemukakan dan membereskan masalah pelik dengan bijaksana, dan tidak merasa pintar sendiri sambil menyudutkan orang lain.

Wowww… betapa bangganya saya menjadi Urang Sunda. Ada begitu banyak nilai-nilai luhur dan prinsip hidup dari kearifan lokal masyarakat Sunda, yang bila dipegang teguh dan dilaksanakan akan menghasilkan masyarakat yang saling bersinergi untuk membangun bangsa yang kokoh dan sejahtera. Sebab dalam masyarakat Sunda sangat ditekankan perihal jalan hidup bagi sesama, yang artinya setiap pribadi secara tidak langsung dididik sebagai pemimpin - seperti tercermin dalam ungkapan “kudu landung kandungan kedah laer aisan” - yang dalam bahasa Indonesia artinya hidup harus mengayomi orang lain selain mengoyomi diri sendiri. 

Lagi-lagi ini sebuah filsafat…hehe… Filsafat Sunda yang berasal dari masyarakat Sunda, tetapi sebagai filsafat tentu juga berlaku juga untuk masyarakat-masyarakat lain. Setuju?


sumber :  http://jennynotestoday.blogspot.co.id/2015/09/filsafat-sunda.html

No comments:

Post a Comment