"Peupeujeuh urang ngajalankeun hirup kumbuh
teh kudu cageur, bageur, bener, pinter, singer”. Kalimat tersebut selalu diucapkan orangtua
saya sebagai nasihat (sekaligus doa) supaya saya berkarakter seperti itu dalam
menjalani kehidupan.
Cageur : dalam budaya Sunda memiliki filosofi lebih dalam dari sekedar
“sehat”. Cageur mencerminkan watak masyarakat yang mampu berpikir dan bertindak
secara rasional dan proporsional dengan dilandaskan nilai moral. Artinya selain
harus sehat jasmani dan rohani, sehat berpikir,
sehat berpendapat, sehat lahir dan batin, sehat moral, sehat berbuat dan
bertindak, sehat berprasangka.
Bageur : yaitu baik hati, sayang kepada sesama, tidak pelit, tidak
emosional, penolong yang ikhlas. Selaras dengan ungkapan “silih asih”, yang
bermakna saling menyayangi, berempati, bertenggang rasa dan simpati.
Bener : tidak berbohong, tidak berkhianat, dan menunjung tinggi
integritas yang artinya tiap ucapan harus sesuai dengan tindakan, seperti
ungkapan dalam bahasa sunda “ulah cueut ka nu hideung ulah ponteng koneng”,
yang berarti harus mengatakan apa adanya, sesuai fakta, tidak ada manipulasi
fakta. Ungkapan Sunda lainnya ialah “nu lain kudu dilainkeun, nu enya kudu
dienyakeun, nu ulah kudu diulahkeun”, yang bermakna bahwa kita tidak boleh
melarang sesuatu karena itu benar, dan harus melarang sesuatu karena hal
tersebut tidak benar.
Singer, yaitu penuh mawas diri bukan was-was, mengerti pada setiap
tugas, mendahulukan orang lain sebelum pribadi, pandai menghargai pendapat yang
lain, penuh kasih sayang, tidak cepat marah jika dikritik tetapi diresapi makna
esensinya sebagai bahan refleksi diri.
Pinter : Di dalam budaya Sunda,
seseorang yang pintar ialah mereka yang mampu menyeimbangkan kehidupan yang
berorientasi pada dunia dan akhirat, mengerti ilmu agama sampai ke dasarnya,
luas jangkauan ilmu dunia dan akhirat walau berbeda keyakinan, pandai
menyesuaikan diri dengan sesama, pandai mengemukakan dan membereskan masalah
pelik dengan bijaksana, dan tidak merasa pintar sendiri sambil menyudutkan
orang lain.
Wowww… betapa bangganya saya menjadi Urang
Sunda. Ada begitu banyak nilai-nilai luhur dan prinsip hidup dari kearifan
lokal masyarakat Sunda, yang bila dipegang teguh dan dilaksanakan akan
menghasilkan masyarakat yang saling bersinergi untuk membangun bangsa yang
kokoh dan sejahtera. Sebab dalam masyarakat Sunda sangat ditekankan perihal
jalan hidup bagi sesama, yang artinya setiap pribadi secara tidak langsung
dididik sebagai pemimpin - seperti tercermin dalam ungkapan “kudu
landung kandungan kedah laer aisan” - yang dalam bahasa Indonesia
artinya hidup harus mengayomi orang lain selain mengoyomi diri sendiri.
Lagi-lagi ini sebuah filsafat…hehe… Filsafat Sunda yang berasal dari masyarakat
Sunda, tetapi sebagai filsafat tentu juga berlaku juga untuk
masyarakat-masyarakat lain. Setuju?
sumber : http://jennynotestoday.blogspot.co.id/2015/09/filsafat-sunda.html
No comments:
Post a Comment